BETERNAK DAN BISNIS AYAM KAMPUNG LENGKAP dengan PENGENDALIAN HAMA dan PENGENDALIAN PENYAKIT BY JOKOASANTOSO
Persiapan Budi Daya
Persiapan budi daya
menjadi tahapan yang penting untuk meraih sukses mengelola sebuah
peternakan. Karena itu, persiapkan secara cermat semua aspek yang
berkaitan dengan teknik budi daya tersebut.
persiapan yang harus dilakukan sebelum mulai mengelola peternakan adalah menentukan lokasi budi daya yang memenuhi syarat. Lokasi tersebut harus dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Setelah itu mempersiapkan kandang dan perlengkapannya, serta berbagai perengkapan peternakan ayam kampung
Iainnya, seperti mesin tetas, gudang, kantor, atau tempat tinggal
pekerja jika peternakan dijalankan dalam skala sedang atau besar. Berikut mi penjabaran berbagai persiapan beternak ayam kampung.
A. Menentukan lokasi
Syarat utama lokasi peternakan ayam kampung yang baik adalah jauh dan permukiman penduduk. Hal ini tidak
bisa ditawar lagi. Maksudnya jelas, agar peternakan yang dijalankan
tidak menimbuIkan kerugian bagi masyarakat sekitar dan kepada peternakan
Sendiri. Populasi ayam kampung dalam jumlah
banyak berpotensi menimbulkan suara berisik, terutama pada jam-jam
tertentu. Selain itu, tentu saja menimbulkan polusi udara (berupa bau
tak sedap) hingga lalu-lalang kendaraan dan dan ke peternakan yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Akibat jangka panjangnya,
peternakan yang ada justru mendapat anggapan buruk dan masyarakat dan
berpeluang diprotes, bahkan mengalami penutupan paksa.
1. Lokasi yang Dipilih Sesual Peruntukannya
Agar
peternakan dapat dijalankan dalam jangka waktu lama di lokasi yang
lama, calon peternak perlu mengetahui peruntukan wilayah bersangkutan
beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, dapat diperkirakan tidak akan
banyak rumah permukiman yang didirikan terlalu dekat dengan peternakan
dan bangunan publik lain yang berpotensi mengancam keberadaan
peternakan. Mengenai hal ini dapat ditanyakan ke perangkat pemerintahan,
seperti ke kelurahan. Berdasarkan pengalaman di lapang, hal seperti ini
jarang terjadi di peternakan ayam kampung karena skala usaha biasanya
tidak terlalu besar sehingga efek ke lingkungan sekitar masih bisa
tertangani. Berbeda dengan peternakan ayam ras yang skalanya bisa
mencapai ratuan ribu populasi. Namun,, sebagai persiapan yang baik,
informasi seperti ini tetap harus dimiliki calon peternak.
2. Akses Jalan Baik dan Dekat Pasar
Pastikan
lokasi peternakan memiliki akses Jalan yang baik dan mudah dilewati
hingga menuju jalan utama, terutama memadai untuk kendaraan roda empat
dan dua yang banyak digunakan, baik sebagai kendaraan pengangkut hasil
panen maupun pengangkut berbagai keperluan peternakan. Termasuk memudahkan pembeli atau pedagang pengumpul yang datang langsung ke peternakan.
B. Membuat Kandang dan Menyiapkan Perlengkapannya
Ada
beberapa jenis kandang pemeliharaan yang dibutuhkan dalam beternak ayam
kampung, tergantung jenis ayam yang dipelihara (petelur atau pedaging)
dan segmen usaha. Jika membudidayakan ayam kampung petelur yang dimulal
dengan membeli ayam dara (ayam betina siap bertelur), kandang yang
diperlukan hanya kandang baterai. Sementara itu, jika memelihara ayam
sejak DOC, baik ayam kampung petelur maupun
pedaging, dibutuhkan kandang pemeliharaan DOC dan kandang pembesaran.
Sebaliknya, jika segmen usaha sudah menyeluruh meliputi pembibitan
hingga budi daya ayam kamjung peteIur atau pembesaran ayam kampung
pedaging, diperlukan kandang brooding bagi DOC baru lahir hingga kandang
pembesaran dan kandang pemeliharaan induk. Berikut penjabaran semua
jenis kandang yang digunakan dalam budi daya ayam kampung.
Pembibitan ayam kampung
A. Kawin Alami
Perkawinan
alami pada ayam kampung biasa dilakukan pada dua sistem pemeliharaan,
yaltu sistem pemehharaan ekstensif (umbaran) dan sistem pemeliharaan
semi-intensif (kawin alami menggunakan kandang koloni). Perkawinan alami
ayam kampung pada pemeliharaan umbaran terjadi tanpa perlakuan apa pun.
Sementara itu, pada pemeliharaan semi-intensifdilakukan dengan
mengandangkan indukjantan dan induk betina dengan perbandingan tertentu.
1. Kawin Alami pada Pemeliharaan Umbaran
Pola
pemeliharaan ekstensif atau sistem umbaran, perkawinan alami
berIangsung tanpa adanya kegiatan mengandangkan indukan serta tidak
adanya perbandingan antara pejantan dan betina yang dikawinkan.
Perkawinan terjadi di alam bebas. Pejantan bisa mengawini betina kapan
saja. Pola perkawinan alami seperti mi, pengeraman telur biasanya
dilakukan oleh induk betina yang menghasilkan telur. Prosesnya berjalan
alami, setelah selesai bertelur, betina akan mengerami telurnya hingga
menetas. Pada teknik budi daya seperti mi tidak ada perlakukan
memperlambat masa mengeram, sehingga induk betina baru akan menghasilkan
telur kembali setelah benarbenar melewati masa mengeram.
2. Kawin Alami pada Pemeliharaan Semi-intensif
Pada
pemeliharaan semi-intensif, perkawinan alami dilakukan dengan
mencampurkan induk jantan dan induk betina. Misalnya, dalam kandang
koloni berbentuk kotak berukuran 1 x 2 meter, diisi dengan enam induk
betina dan satu ekor pejantan. Idealnya, setiap 68 ekor induk betina dicampur dengan satu ekor pejantan. Perkawinan
alami di kandang koloni terjadi beberapa han setelah pejantan dan induk
betina digabungkan. Tiga han setelah perkawinan benar-benar berlangsung
(bukan tiga han setelah ayam dimasukkan ke dalam kandang koloni), telur
yang dihasilkan diperkirakan sudah fertil. Pengeraman telur pada
perkawinan alami seperti mi biasanya juga dilakukan secara alami, tetapi
oleh induk yang berbeda. Setelah telur terkumpul antara 1012 butir,
maka telur dikeluarkan dan kandang koloni dan dierami induk lain yang
siap mengeram. Induk yang mengerami bisa menggunakan atau entog. Jadi,
pada perkawinan alami di kandang koloni, idealnya bukan pejantan atau
indukan yang dikeluarkan dan kandang koloni setelah telur terkumpul,
tetapi telur yang dikeluarkan untuk dierami oleh indukan lain. Pasalnya,
dalam kandang koloni terdapat beberapa ekor betina, sehingga jika tetap
dibiarkan dalam kandang koloni khawatir akan terinjak-injak indukan
lain. Selain itu, proses pengeraman dikhawatirkan tidak berlangsung
nyaman, karena di kandang koloni terisi beberapa indukan. Pada teknik
perkawinan alami di kandang koloni, bisa diterapkan perlakuan untuk
menghilangkan masa mengeram pada induk betina. Caranya, rendam sebentar atau guyur indukan yang menunjukkan gejala mengeram menggunakan air bersih. Dengan perlakuan mi, indukan tersebut dapat kembali menghasilkan telur.
Pemeliharan Ayam Kampung Petelur
A. Membeli Bibit, Dara atau DOC?
1. Membeli Dara (Ayam Siap Bertelur)
Membeli
ayam dara merupakan cara yang disarankan bagi pemula yang baru akan
mencoba bergelutdalam bisnis pemeliharaan ayam kampung petelur. Walaupun
harga per ekornya lebih mahal daripada harga DCC, tetapi waktu
pemeliharaan ayam dara hingga menghasilkan (bertelur) jauh lebih cepat
dibandingkan jika membeli DOC Dengan demikian, perputaran modal bisa
menjadi lebih cepat.
Dara
merupakan ayam kampung betina yang sudah slap bertelur. Umurnya
sekitar\empat lulan (disebut juga pullet). Ayam dara bisa juga dibeli
ketika berumur sekitar tig bulan. Kisaran harga ayam kampung dara
(Januari 2010) yang berumur empat bulan sekitar Rp45.000 per ekor. Jika
membeli dara yang berumur empat bulan, sekitar satu bulan setelahnya,
ayam sudah mulai bertelur. Sementara itu, jika membeli dara berumur tiga
bulan, ayam akan bertelur sekitar dua bulan kemudian. Memutuskan
membeli ayam dara dianggap cukup penting bagi peternak pemula.
Alasannya, waktu pemeliharaan lebih singkat sehingga lebih cepat
menghasilkan telur. Coba bayangkan,jika memulai usaha dengan memelihara
DOC petelur. Waktu yang dibutuhkan hingga ayam berproduksi cukup lama,
mencapai 56 bulan. Kondisi mi dapat menyebabkan peternak terlanjur jenuh
sebelum mendapatkan hasil. Belum lagi jika teknik pemeliharaan DOC
belum dikuasai benar sehingga pada awal pemeliharaan sudah menghadapi
banyak masalah, seperti serangan penyakit yang bisa menyebabkan ayam
mati. Selain itu, bisa juga terjadi pertumbuhan ayam yang tidak ideal,
sehingga tidak dapat menghasilkan telur dengan optimal. Kondisi seperti
ini akan berbeda jika peternak membeli dara, karena dalam waktu satu
bulan ayam sudah bertelur.
2. Membeli DOC Petelur
Membeli
DOC petelur merupakan cara lain untuk memulai usaha budi daya ayam
kampung petelur. Namun, seperti dijabarkan sebelumnya, waktu
pemeliharaan yang dibutuhkan hingga ayam mulai bertelur cukup lama,
sekitar 56 bulan. Selain itu, teknis pemeliharaan DOC juga memerlukan
keterampilan tersendiri. Cara
seperti ini cocok dilakukan oleh mereka yang ingin meregenerasi
populasi ayam petelurnya. Jadi, sebelumnya peternak pernah melakukan
budi daya dimulai dengan memelihara DOC petelur dan ingin masuk ke
periode selanjutnya dengan membeli DOC petelur kembali. Selain itu, cara ini juga cocok untuk peternak pemula yang memiliki pendamping selama menjalankan usahanya.
Pemeliharaan Ayam Kampung Pedaging
Beternak
ayam kampung pedaging memiliki prospek yang bagus karena permintaan
terhadapdaging ayam kampung di berbagai daerah,terutama
di
kota-kota besar, semakin meningkat. Selain itu, teknis pemeliharaan
ayam kampung pedaging juga cukup mudah dan sikius budi dayanya relatif
cepat. Jadi, tidak keliru jika banyak orang yang tertarik untuk memulai
usaha pembesaran ayam kampung pedaging. Banyak peternak ayam kampung
pemula yang memulai usaha peternakannya dengan beternak ayam kampung
pedaging. Berikut ml beberapa keunggulan usaha beternak ayam kampung pedaging.
1. Perputaran Modal Cepat
Usaha
ml disarankan bagi mereka yang baru memulal usaha beternak ayam
kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang
relatif singkat dibandingkan dengan beternak ayam kampung petelur. Jika
dimulai dan membeli DOC, pembesaran ayam kampung pedaging hanya
membutuhkan waktu 22,5 bulan hingga panen. Bandingkan dengan
pemeliharaan ayam kampung petelur yang mulai bertelur pada umur 6
buIan,kemudIn masa produksi selama satu tahun. Cepatnya perputaran satu
sikius roduksi pcFa ayam kampung pedaging dapat Iebih membangkitkan
semangat peternak pemula karena dapat Iebih cepat memetik hasilnya.
2. Pemeliharaan Lebih Mudah
Teknik
pemeliharaan ayam kampung pedaging lebih mudah dibandingkan dengan
teknik pemeliharaan ayam kampung petelur. Selain itu, jika pada saat
pemeliharaan terdapat masalah akibat teknis budi daya yang belum
sepenuhnya dikuasal, ayam dapat segera dijual. Sementara itu, pada ayam
kampung petelur, jika terjadi permasalahan teknis pada masa pembesaran
(dara) dan belum menghasilkan, ayam belum memberikan hash dan belum
dapat dijual atau akan merugikan jika dijual pada saat tersebut.
Beberapa
faktor kegagalan beternak ayam kampung pedaging di antaranya penyakit
dan pertumbuhan bobot ayam yang tidak ideal sehingga produktivitas tidak
maksimal. Jika hal mi
terjadi pada ayam petelur, tentu akan menimbulkan kerugian besar.
Pasalnya, pertumbuhan bobot badan dan perkembangan reproduksi pada ayam
petelur harus diperhatikan. Namun, hal mi tidakterdapat pada ayam
kampung pedaging.
3. Investasi dan Biaya Operasional Lebih Kecil
Investasi
pada usaha pembesaran ayam kampung pedaging lebih rendah dibandingkan
dengan modal untukbeternakayam kampung petelur. Misalnya, biaya
investasi pembuatan kandang pada budi daya ayam kampung petelur lebih
besar dibandingkan pembuatan kandang pada pembesaran ayam kampung
pedaging. Pada ayam kampung petelur dibutuhkan kandang pullet dan
kandang bateral, sedangkan pada pembesaran ayam kampung pedaging bisa
hanya menggunakan kandang postal sebagai kandang pemeliharaan DOC
sekaligus sebagai kandang pembesaran.
Selain
biaya investasi, biaya operasional pemeliharaan ayam kampung pedaging
juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional pemeliharaan
ayam kampung petelur. Perhitungan sederhananya, biaya operasional
terutama pakan ayam kampung petelur selama masa pemeliharaan hingga
mulai bertelur (selama 5 bulan jika dimulal dan membeli DCC petelur)
tentu lebih besar dibandingkan dengan biaya pakan selama pembesaran ayam
kampung pedaging selama 22,5 bulan masa pemeliharaan hingga slap panen.
Pengendalian Hama dan Penyakit
A. Hama dan Pengendaliannya
TIdak
banyak hewan yang menjadi hama bagi ayam kampung pedaging atau petelur.
Ada beberapa hama yang mungkin menyerang DOC, yaltu tikus, kucing, dan
musang. Karena itu, pastikan kandang DOC tertutup rapat di setiap
bagiannya untuk menghindari masuknya hewan-hewan tersebut. Kandang
pemeliharaan ayam petelur atau kandang pembesaran ayam pedaging juga
harus rapat dan tidakterdapat celah atau lubang yang memungkinkan hewan
liar bisa masuk.
Pengawasan
perlu dilakukan terus-menerus sejak DOC hingga ayam dewasa agar tidak
ada kemungkinan hama yang masuk. Jika ada bagian kandang yang kondisinya
mulai rusak, segera perbaiki agar hama tidak berpeluang masuk.
B. Penyakit dan Pengendaliannya
Daya
tahan tubuh ayam kampung terhadap kondisi lingkungan cukup baik, tetapi
kemungkinan terserang penyakit selalu ada. Penyakit yang menyerang ayam
kampung Iebih sedikit, meskipun daya tahan tubuhnya sedang menurun.
Asakan kondisi di dalam kandang tetap nyaman dan sesuai dengan kebutuhan
ayam. Kondisi mi akan berbeda jika ayam berada dalam kandang atau
Iingkungan peternakan yang kotor dan tidak terawat. Pada saat kondisi
ayam sedang menurun, penyakit akan mudah sekali menyerang karena
terdapat banyak virus atau kuman.
Karena itu, agar ayam tidak mudah terserang penyakit, kondisi kandang dan Iingkungan sekitarnya harus bersih. Selain
itu, lakukanjuga upaya pencegahan dengan cara memberikan vaksin secara
teratur. Bisa juga memberikan ramuan herbal untuk meningkatkan daya
tahan tubuh ayam. Agar tidakkecolongan sebaiknya para peternak
mengetahui berbagai jenis penyakit yang sering menyerang ayam beserta
cara penanganannya. Berikut mi beberapa penyakit yang sering menyerang
ayam kampung.
a. Flu Burung
Flu
burung merupakan penyakit pada unggas, termasuk ayam kampung, yang
menjadi momok hingga saat mi. Pasalnya, penyakit yang juga dikenal
sebagai avian influenza (Al) mi tidak hanya dapat menyerang seluruh
populasi unggas di peternakan.
1. Jenis Flu Burung
Ada
tiga tipe virus flu burung, yaitu A, B, dan C. H5N1, virus flu burung
yang banyak menyerang di Indonesia dan dapat menyebabkan wabah serta
kematian merupakan virus flu burung tipe A. Sementara itu, H5N1
merupakar nya. Virus flu burung tipe A dan B memang dapat mewabah.
Selain itu,
burung
tipe A juga dapat berubah-ubah dan berbahaya. Sebaliknya, virus flu
burung tipe C relatif tidak berbahaya dan tidak menyebabkan wabah.
2 Sumber Pen ularan Flu burung termasuk penyakit yang sulit diberantas secara tuntas, karena
berbagai
jenis unggas liar dapat membawa virus Al tanpa menunjukkan gejala
sakit. Faktor risiko mi semakin besar pada pemeliharaan unggas yang
bersifat umbaran karena peluang berinteraksi dengan unggas liar cukup
besar. Sementara itu, pada peternakan sebaiknya diusahakan tidak ada unggas liar yang mendekati lokasi peternakan.
Jenis
unggas yang dapat menjadi sumber penularan flu burung di antaranya
burung, ayam, itik, dan burung puyuh. Penularan terjadi melalui kontak
Iangsung dengan liuratau kotoran unggas yang terserang (unggas
sakit).Tidak hanya melalui kontak langsung, berbagai perlengkapan dan
peralatan budi daya juga bisa menjadi sarana penularan, dan pakan, air
minum, peralatan kandang, hingga alat transportasi. Bahkan, virus mi
juga menular melalui udara. Karena itu, berbagai tindakan pencegahan
awal harus diterapkan di areal peternakan.
3. Gejala Serangan
Kematian
mendadak merupakan ciri khas serangan flu burung pada unggas. Gejala
khas lainnya berupa kepala ayam membengkak disertai suhu tubuh ayam
meningkat. Jengger ayam yang terserang juga berwarna kebiruan dan
terdapat bintik kemerahan di kaki atau telapak kaki ayam berwarna pink
(merah muda).
4. Pencegahan dan Penanganan
Mata
rantai penyakit mi dapat diputus denQan cara memusnahkan ayam yang
terserang yang ada di peternakan dan memberi vaksin terhadap ayam yang
ada di sekitar lokasi yang terserang. Pemberian vaksin bertujuan untuk
meningkatkan kekebalan tubuh.
BETERNAK DAN BISNIS AYAM KAMPUNG LENGKAP dengan PENGENDALIAN HAMA dan PENGENDALIAN PENYAKIT BY JOKOASANTOSO
Persiapan Budi Daya
Persiapan budi daya
menjadi tahapan yang penting untuk meraih sukses mengelola sebuah
peternakan. Karena itu, persiapkan secara cermat semua aspek yang
berkaitan dengan teknik budi daya tersebut.
persiapan yang harus dilakukan sebelum mulai mengelola peternakan adalah menentukan lokasi budi daya yang memenuhi syarat. Lokasi tersebut harus dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Setelah itu mempersiapkan kandang dan perlengkapannya, serta berbagai perengkapan peternakan ayam kampung
Iainnya, seperti mesin tetas, gudang, kantor, atau tempat tinggal
pekerja jika peternakan dijalankan dalam skala sedang atau besar. Berikut mi penjabaran berbagai persiapan beternak ayam kampung.
A. Menentukan lokasi
Syarat utama lokasi peternakan ayam kampung yang baik adalah jauh dan permukiman penduduk. Hal ini tidak
bisa ditawar lagi. Maksudnya jelas, agar peternakan yang dijalankan
tidak menimbuIkan kerugian bagi masyarakat sekitar dan kepada peternakan
Sendiri. Populasi ayam kampung dalam jumlah
banyak berpotensi menimbulkan suara berisik, terutama pada jam-jam
tertentu. Selain itu, tentu saja menimbulkan polusi udara (berupa bau
tak sedap) hingga lalu-lalang kendaraan dan dan ke peternakan yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Akibat jangka panjangnya,
peternakan yang ada justru mendapat anggapan buruk dan masyarakat dan
berpeluang diprotes, bahkan mengalami penutupan paksa.
1. Lokasi yang Dipilih Sesual Peruntukannya
Agar
peternakan dapat dijalankan dalam jangka waktu lama di lokasi yang
lama, calon peternak perlu mengetahui peruntukan wilayah bersangkutan
beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, dapat diperkirakan tidak akan
banyak rumah permukiman yang didirikan terlalu dekat dengan peternakan
dan bangunan publik lain yang berpotensi mengancam keberadaan
peternakan. Mengenai hal ini dapat ditanyakan ke perangkat pemerintahan,
seperti ke kelurahan. Berdasarkan pengalaman di lapang, hal seperti ini
jarang terjadi di peternakan ayam kampung karena skala usaha biasanya
tidak terlalu besar sehingga efek ke lingkungan sekitar masih bisa
tertangani. Berbeda dengan peternakan ayam ras yang skalanya bisa
mencapai ratuan ribu populasi. Namun,, sebagai persiapan yang baik,
informasi seperti ini tetap harus dimiliki calon peternak.
2. Akses Jalan Baik dan Dekat Pasar
Pastikan
lokasi peternakan memiliki akses Jalan yang baik dan mudah dilewati
hingga menuju jalan utama, terutama memadai untuk kendaraan roda empat
dan dua yang banyak digunakan, baik sebagai kendaraan pengangkut hasil
panen maupun pengangkut berbagai keperluan peternakan. Termasuk memudahkan pembeli atau pedagang pengumpul yang datang langsung ke peternakan.
B. Membuat Kandang dan Menyiapkan Perlengkapannya
Ada
beberapa jenis kandang pemeliharaan yang dibutuhkan dalam beternak ayam
kampung, tergantung jenis ayam yang dipelihara (petelur atau pedaging)
dan segmen usaha. Jika membudidayakan ayam kampung petelur yang dimulal
dengan membeli ayam dara (ayam betina siap bertelur), kandang yang
diperlukan hanya kandang baterai. Sementara itu, jika memelihara ayam
sejak DOC, baik ayam kampung petelur maupun
pedaging, dibutuhkan kandang pemeliharaan DOC dan kandang pembesaran.
Sebaliknya, jika segmen usaha sudah menyeluruh meliputi pembibitan
hingga budi daya ayam kamjung peteIur atau pembesaran ayam kampung
pedaging, diperlukan kandang brooding bagi DOC baru lahir hingga kandang
pembesaran dan kandang pemeliharaan induk. Berikut penjabaran semua
jenis kandang yang digunakan dalam budi daya ayam kampung.
Pembibitan ayam kampung
A. Kawin Alami
Perkawinan
alami pada ayam kampung biasa dilakukan pada dua sistem pemeliharaan,
yaltu sistem pemehharaan ekstensif (umbaran) dan sistem pemeliharaan
semi-intensif (kawin alami menggunakan kandang koloni). Perkawinan alami
ayam kampung pada pemeliharaan umbaran terjadi tanpa perlakuan apa pun.
Sementara itu, pada pemeliharaan semi-intensifdilakukan dengan
mengandangkan indukjantan dan induk betina dengan perbandingan tertentu.
1. Kawin Alami pada Pemeliharaan Umbaran
Pola
pemeliharaan ekstensif atau sistem umbaran, perkawinan alami
berIangsung tanpa adanya kegiatan mengandangkan indukan serta tidak
adanya perbandingan antara pejantan dan betina yang dikawinkan.
Perkawinan terjadi di alam bebas. Pejantan bisa mengawini betina kapan
saja. Pola perkawinan alami seperti mi, pengeraman telur biasanya
dilakukan oleh induk betina yang menghasilkan telur. Prosesnya berjalan
alami, setelah selesai bertelur, betina akan mengerami telurnya hingga
menetas. Pada teknik budi daya seperti mi tidak ada perlakukan
memperlambat masa mengeram, sehingga induk betina baru akan menghasilkan
telur kembali setelah benarbenar melewati masa mengeram.
2. Kawin Alami pada Pemeliharaan Semi-intensif
Pada
pemeliharaan semi-intensif, perkawinan alami dilakukan dengan
mencampurkan induk jantan dan induk betina. Misalnya, dalam kandang
koloni berbentuk kotak berukuran 1 x 2 meter, diisi dengan enam induk
betina dan satu ekor pejantan. Idealnya, setiap 68 ekor induk betina dicampur dengan satu ekor pejantan. Perkawinan
alami di kandang koloni terjadi beberapa han setelah pejantan dan induk
betina digabungkan. Tiga han setelah perkawinan benar-benar berlangsung
(bukan tiga han setelah ayam dimasukkan ke dalam kandang koloni), telur
yang dihasilkan diperkirakan sudah fertil. Pengeraman telur pada
perkawinan alami seperti mi biasanya juga dilakukan secara alami, tetapi
oleh induk yang berbeda. Setelah telur terkumpul antara 1012 butir,
maka telur dikeluarkan dan kandang koloni dan dierami induk lain yang
siap mengeram. Induk yang mengerami bisa menggunakan atau entog. Jadi,
pada perkawinan alami di kandang koloni, idealnya bukan pejantan atau
indukan yang dikeluarkan dan kandang koloni setelah telur terkumpul,
tetapi telur yang dikeluarkan untuk dierami oleh indukan lain. Pasalnya,
dalam kandang koloni terdapat beberapa ekor betina, sehingga jika tetap
dibiarkan dalam kandang koloni khawatir akan terinjak-injak indukan
lain. Selain itu, proses pengeraman dikhawatirkan tidak berlangsung
nyaman, karena di kandang koloni terisi beberapa indukan. Pada teknik
perkawinan alami di kandang koloni, bisa diterapkan perlakuan untuk
menghilangkan masa mengeram pada induk betina. Caranya, rendam sebentar atau guyur indukan yang menunjukkan gejala mengeram menggunakan air bersih. Dengan perlakuan mi, indukan tersebut dapat kembali menghasilkan telur.
Pemeliharan Ayam Kampung Petelur
A. Membeli Bibit, Dara atau DOC?
1. Membeli Dara (Ayam Siap Bertelur)
Membeli
ayam dara merupakan cara yang disarankan bagi pemula yang baru akan
mencoba bergelutdalam bisnis pemeliharaan ayam kampung petelur. Walaupun
harga per ekornya lebih mahal daripada harga DCC, tetapi waktu
pemeliharaan ayam dara hingga menghasilkan (bertelur) jauh lebih cepat
dibandingkan jika membeli DOC Dengan demikian, perputaran modal bisa
menjadi lebih cepat.
Dara
merupakan ayam kampung betina yang sudah slap bertelur. Umurnya
sekitar\empat lulan (disebut juga pullet). Ayam dara bisa juga dibeli
ketika berumur sekitar tig bulan. Kisaran harga ayam kampung dara
(Januari 2010) yang berumur empat bulan sekitar Rp45.000 per ekor. Jika
membeli dara yang berumur empat bulan, sekitar satu bulan setelahnya,
ayam sudah mulai bertelur. Sementara itu, jika membeli dara berumur tiga
bulan, ayam akan bertelur sekitar dua bulan kemudian. Memutuskan
membeli ayam dara dianggap cukup penting bagi peternak pemula.
Alasannya, waktu pemeliharaan lebih singkat sehingga lebih cepat
menghasilkan telur. Coba bayangkan,jika memulai usaha dengan memelihara
DOC petelur. Waktu yang dibutuhkan hingga ayam berproduksi cukup lama,
mencapai 56 bulan. Kondisi mi dapat menyebabkan peternak terlanjur jenuh
sebelum mendapatkan hasil. Belum lagi jika teknik pemeliharaan DOC
belum dikuasai benar sehingga pada awal pemeliharaan sudah menghadapi
banyak masalah, seperti serangan penyakit yang bisa menyebabkan ayam
mati. Selain itu, bisa juga terjadi pertumbuhan ayam yang tidak ideal,
sehingga tidak dapat menghasilkan telur dengan optimal. Kondisi seperti
ini akan berbeda jika peternak membeli dara, karena dalam waktu satu
bulan ayam sudah bertelur.
2. Membeli DOC Petelur
Membeli
DOC petelur merupakan cara lain untuk memulai usaha budi daya ayam
kampung petelur. Namun, seperti dijabarkan sebelumnya, waktu
pemeliharaan yang dibutuhkan hingga ayam mulai bertelur cukup lama,
sekitar 56 bulan. Selain itu, teknis pemeliharaan DOC juga memerlukan
keterampilan tersendiri. Cara
seperti ini cocok dilakukan oleh mereka yang ingin meregenerasi
populasi ayam petelurnya. Jadi, sebelumnya peternak pernah melakukan
budi daya dimulai dengan memelihara DOC petelur dan ingin masuk ke
periode selanjutnya dengan membeli DOC petelur kembali. Selain itu, cara ini juga cocok untuk peternak pemula yang memiliki pendamping selama menjalankan usahanya.
Pemeliharaan Ayam Kampung Pedaging
Beternak
ayam kampung pedaging memiliki prospek yang bagus karena permintaan
terhadapdaging ayam kampung di berbagai daerah,terutama
di
kota-kota besar, semakin meningkat. Selain itu, teknis pemeliharaan
ayam kampung pedaging juga cukup mudah dan sikius budi dayanya relatif
cepat. Jadi, tidak keliru jika banyak orang yang tertarik untuk memulai
usaha pembesaran ayam kampung pedaging. Banyak peternak ayam kampung
pemula yang memulai usaha peternakannya dengan beternak ayam kampung
pedaging. Berikut ml beberapa keunggulan usaha beternak ayam kampung pedaging.
1. Perputaran Modal Cepat
Usaha
ml disarankan bagi mereka yang baru memulal usaha beternak ayam
kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang
relatif singkat dibandingkan dengan beternak ayam kampung petelur. Jika
dimulai dan membeli DOC, pembesaran ayam kampung pedaging hanya
membutuhkan waktu 22,5 bulan hingga panen. Bandingkan dengan
pemeliharaan ayam kampung petelur yang mulai bertelur pada umur 6
buIan,kemudIn masa produksi selama satu tahun. Cepatnya perputaran satu
sikius roduksi pcFa ayam kampung pedaging dapat Iebih membangkitkan
semangat peternak pemula karena dapat Iebih cepat memetik hasilnya.
2. Pemeliharaan Lebih Mudah
Teknik
pemeliharaan ayam kampung pedaging lebih mudah dibandingkan dengan
teknik pemeliharaan ayam kampung petelur. Selain itu, jika pada saat
pemeliharaan terdapat masalah akibat teknis budi daya yang belum
sepenuhnya dikuasal, ayam dapat segera dijual. Sementara itu, pada ayam
kampung petelur, jika terjadi permasalahan teknis pada masa pembesaran
(dara) dan belum menghasilkan, ayam belum memberikan hash dan belum
dapat dijual atau akan merugikan jika dijual pada saat tersebut.
Beberapa
faktor kegagalan beternak ayam kampung pedaging di antaranya penyakit
dan pertumbuhan bobot ayam yang tidak ideal sehingga produktivitas tidak
maksimal. Jika hal mi
terjadi pada ayam petelur, tentu akan menimbulkan kerugian besar.
Pasalnya, pertumbuhan bobot badan dan perkembangan reproduksi pada ayam
petelur harus diperhatikan. Namun, hal mi tidakterdapat pada ayam
kampung pedaging.
3. Investasi dan Biaya Operasional Lebih Kecil
Investasi
pada usaha pembesaran ayam kampung pedaging lebih rendah dibandingkan
dengan modal untukbeternakayam kampung petelur. Misalnya, biaya
investasi pembuatan kandang pada budi daya ayam kampung petelur lebih
besar dibandingkan pembuatan kandang pada pembesaran ayam kampung
pedaging. Pada ayam kampung petelur dibutuhkan kandang pullet dan
kandang bateral, sedangkan pada pembesaran ayam kampung pedaging bisa
hanya menggunakan kandang postal sebagai kandang pemeliharaan DOC
sekaligus sebagai kandang pembesaran.
Selain
biaya investasi, biaya operasional pemeliharaan ayam kampung pedaging
juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional pemeliharaan
ayam kampung petelur. Perhitungan sederhananya, biaya operasional
terutama pakan ayam kampung petelur selama masa pemeliharaan hingga
mulai bertelur (selama 5 bulan jika dimulal dan membeli DCC petelur)
tentu lebih besar dibandingkan dengan biaya pakan selama pembesaran ayam
kampung pedaging selama 22,5 bulan masa pemeliharaan hingga slap panen.
Pengendalian Hama dan Penyakit
A. Hama dan Pengendaliannya
TIdak
banyak hewan yang menjadi hama bagi ayam kampung pedaging atau petelur.
Ada beberapa hama yang mungkin menyerang DOC, yaltu tikus, kucing, dan
musang. Karena itu, pastikan kandang DOC tertutup rapat di setiap
bagiannya untuk menghindari masuknya hewan-hewan tersebut. Kandang
pemeliharaan ayam petelur atau kandang pembesaran ayam pedaging juga
harus rapat dan tidakterdapat celah atau lubang yang memungkinkan hewan
liar bisa masuk.
Pengawasan
perlu dilakukan terus-menerus sejak DOC hingga ayam dewasa agar tidak
ada kemungkinan hama yang masuk. Jika ada bagian kandang yang kondisinya
mulai rusak, segera perbaiki agar hama tidak berpeluang masuk.
B. Penyakit dan Pengendaliannya
Daya
tahan tubuh ayam kampung terhadap kondisi lingkungan cukup baik, tetapi
kemungkinan terserang penyakit selalu ada. Penyakit yang menyerang ayam
kampung Iebih sedikit, meskipun daya tahan tubuhnya sedang menurun.
Asakan kondisi di dalam kandang tetap nyaman dan sesuai dengan kebutuhan
ayam. Kondisi mi akan berbeda jika ayam berada dalam kandang atau
Iingkungan peternakan yang kotor dan tidak terawat. Pada saat kondisi
ayam sedang menurun, penyakit akan mudah sekali menyerang karena
terdapat banyak virus atau kuman.
Karena itu, agar ayam tidak mudah terserang penyakit, kondisi kandang dan Iingkungan sekitarnya harus bersih. Selain
itu, lakukanjuga upaya pencegahan dengan cara memberikan vaksin secara
teratur. Bisa juga memberikan ramuan herbal untuk meningkatkan daya
tahan tubuh ayam. Agar tidakkecolongan sebaiknya para peternak
mengetahui berbagai jenis penyakit yang sering menyerang ayam beserta
cara penanganannya. Berikut mi beberapa penyakit yang sering menyerang
ayam kampung.
a. Flu Burung
Flu
burung merupakan penyakit pada unggas, termasuk ayam kampung, yang
menjadi momok hingga saat mi. Pasalnya, penyakit yang juga dikenal
sebagai avian influenza (Al) mi tidak hanya dapat menyerang seluruh
populasi unggas di peternakan.
1. Jenis Flu Burung
Ada
tiga tipe virus flu burung, yaitu A, B, dan C. H5N1, virus flu burung
yang banyak menyerang di Indonesia dan dapat menyebabkan wabah serta
kematian merupakan virus flu burung tipe A. Sementara itu, H5N1
merupakar nya. Virus flu burung tipe A dan B memang dapat mewabah.
Selain itu,
burung
tipe A juga dapat berubah-ubah dan berbahaya. Sebaliknya, virus flu
burung tipe C relatif tidak berbahaya dan tidak menyebabkan wabah.
2 Sumber Pen ularan Flu burung termasuk penyakit yang sulit diberantas secara tuntas, karena
berbagai
jenis unggas liar dapat membawa virus Al tanpa menunjukkan gejala
sakit. Faktor risiko mi semakin besar pada pemeliharaan unggas yang
bersifat umbaran karena peluang berinteraksi dengan unggas liar cukup
besar. Sementara itu, pada peternakan sebaiknya diusahakan tidak ada unggas liar yang mendekati lokasi peternakan.
Jenis
unggas yang dapat menjadi sumber penularan flu burung di antaranya
burung, ayam, itik, dan burung puyuh. Penularan terjadi melalui kontak
Iangsung dengan liuratau kotoran unggas yang terserang (unggas
sakit).Tidak hanya melalui kontak langsung, berbagai perlengkapan dan
peralatan budi daya juga bisa menjadi sarana penularan, dan pakan, air
minum, peralatan kandang, hingga alat transportasi. Bahkan, virus mi
juga menular melalui udara. Karena itu, berbagai tindakan pencegahan
awal harus diterapkan di areal peternakan.
3. Gejala Serangan
Kematian
mendadak merupakan ciri khas serangan flu burung pada unggas. Gejala
khas lainnya berupa kepala ayam membengkak disertai suhu tubuh ayam
meningkat. Jengger ayam yang terserang juga berwarna kebiruan dan
terdapat bintik kemerahan di kaki atau telapak kaki ayam berwarna pink
(merah muda).
4. Pencegahan dan Penanganan
Mata
rantai penyakit mi dapat diputus denQan cara memusnahkan ayam yang
terserang yang ada di peternakan dan memberi vaksin terhadap ayam yang
ada di sekitar lokasi yang terserang. Pemberian vaksin bertujuan untuk
meningkatkan kekebalan tubuh.
ok infox bro sngat membantu
BalasHapus