Kamis, 20 Juni 2013

CARA BERTERNAK AYAM KAMPUNG

BETERNAK DAN BISNIS AYAM KAMPUNG LENGKAP dengan PENGENDALIAN HAMA dan PENGENDALIAN PENYAKIT BY JOKOASANTOSO

ede85b7817d3682d665cd061fbcaae46_ayam-kampung-2

Persiapan Budi Daya

Persiapan budi daya menjadi tahapan yang penting untuk meraih sukses mengelola sebuah peternakan. Karena itu, persiapkan secara cermat semua aspek yang berkaitan dengan teknik budi daya tersebut.
persiapan yang harus dilakukan sebelum mulai mengelola peternakan adalah menentukan lokasi budi daya yang memenuhi syarat. Lokasi tersebut harus dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Setelah itu mempersiapkan kandang dan perlengkapannya, serta berbagai perengkapan peternakan ayam kampung Iainnya, seperti mesin tetas, gudang, kantor, atau tempat tinggal pekerja jika peternakan dijalankan dalam skala sedang atau besar. Berikut mi penjabaran berbagai persiapan beternak ayam kampung.
A. Menentukan lokasi


Syarat utama lokasi peternakan ayam kampung yang baik adalah jauh dan permukiman penduduk. Hal ini tidak bisa ditawar lagi. Maksudnya jelas, agar peternakan yang dijalankan tidak menimbuIkan kerugian bagi masyarakat sekitar dan kepada peternakan Sendiri. Populasi ayam kampung dalam jumlah banyak berpotensi menimbulkan suara berisik, terutama pada jam-jam tertentu. Selain itu, tentu saja menimbulkan polusi udara (berupa bau tak sedap) hingga lalu-lalang kendaraan dan dan ke peternakan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Akibat jangka panjangnya, peternakan yang ada justru mendapat anggapan buruk dan masyarakat dan berpeluang diprotes, bahkan mengalami penutupan paksa.
1. Lokasi yang Dipilih Sesual Peruntukannya
Agar peternakan dapat dijalankan dalam jangka waktu lama di lokasi yang lama, calon peternak perlu mengetahui peruntukan wilayah bersangkutan beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, dapat diperkirakan tidak akan banyak rumah permukiman yang didirikan terlalu dekat dengan peternakan dan bangunan publik lain yang berpotensi mengancam keberadaan peternakan. Mengenai hal ini dapat ditanyakan ke perangkat pemerintahan, seperti ke kelurahan. Berdasarkan pengalaman di lapang, hal seperti ini jarang terjadi di peternakan ayam kampung karena skala usaha biasanya tidak terlalu besar sehingga efek ke lingkungan sekitar masih bisa tertangani. Berbeda dengan peternakan ayam ras yang skalanya bisa mencapai ratuan ribu populasi. Namun,, sebagai persiapan yang baik, informasi seperti ini tetap harus dimiliki calon peternak.
2. Akses Jalan Baik dan Dekat Pasar
Pastikan lokasi peternakan memiliki akses Jalan yang baik dan mudah dilewati hingga menuju jalan utama, terutama memadai untuk kendaraan roda empat dan dua yang banyak digunakan, baik sebagai kendaraan pengangkut hasil panen maupun pengangkut berbagai keperluan peternakan. Termasuk memudahkan pembeli atau pedagang pengumpul yang datang langsung ke peternakan.
B. Membuat Kandang dan Menyiapkan Perlengkapannya
Ada beberapa jenis kandang pemeliharaan yang dibutuhkan dalam beternak ayam kampung, tergantung jenis ayam yang dipelihara (petelur atau pedaging) dan segmen usaha. Jika membudidayakan ayam kampung petelur yang dimulal dengan membeli ayam dara (ayam betina siap bertelur), kandang yang diperlukan hanya kandang baterai. Sementara itu, jika memelihara ayam sejak DOC, baik ayam kampung petelur maupun pedaging, dibutuhkan kandang pemeliharaan DOC dan kandang pembesaran. Sebaliknya, jika segmen usaha sudah menyeluruh meliputi pembibitan hingga budi daya ayam kamjung peteIur atau pembesaran ayam kampung pedaging, diperlukan kandang brooding bagi DOC baru lahir hingga kandang pembesaran dan kandang pemeliharaan induk. Berikut penjabaran semua jenis kandang yang digunakan dalam budi daya ayam kampung.

Pembibitan ayam kampung


A. Kawin Alami
Perkawinan alami pada ayam kampung biasa dilakukan pada dua sistem pemeliharaan, yaltu sistem pemehharaan ekstensif (umbaran) dan sistem pemeliharaan semi-intensif (kawin alami menggunakan kandang koloni). Perkawinan alami ayam kampung pada pemeliharaan umbaran terjadi tanpa perlakuan apa pun. Sementara itu, pada pemeliharaan semi-intensifdilakukan dengan mengandangkan indukjantan dan induk betina dengan perbandingan tertentu.
1. Kawin Alami pada Pemeliharaan Umbaran
Pola pemeliharaan ekstensif atau sistem umbaran, perkawinan alami berIangsung tanpa adanya kegiatan mengandangkan indukan serta tidak adanya perbandingan antara pejantan dan betina yang dikawinkan. Perkawinan terjadi di alam bebas. Pejantan bisa mengawini betina kapan saja. Pola perkawinan alami seperti mi, pengeraman telur biasanya dilakukan oleh induk betina yang menghasilkan telur. Prosesnya berjalan alami, setelah selesai bertelur, betina akan mengerami telurnya hingga menetas. Pada teknik budi daya seperti mi tidak ada perlakukan memperlambat masa mengeram, sehingga induk betina baru akan menghasilkan telur kembali setelah benarbenar melewati masa mengeram.
2. Kawin Alami pada Pemeliharaan Semi-intensif
Pada pemeliharaan semi-intensif, perkawinan alami dilakukan dengan mencampurkan induk jantan dan induk betina. Misalnya, dalam kandang koloni berbentuk kotak berukuran 1 x 2 meter, diisi dengan enam induk betina dan satu ekor pejantan. Idealnya, setiap 68 ekor induk betina dicampur dengan satu ekor pejantan. Perkawinan alami di kandang koloni terjadi beberapa han setelah pejantan dan induk betina digabungkan. Tiga han setelah perkawinan benar-benar berlangsung (bukan tiga han setelah ayam dimasukkan ke dalam kandang koloni), telur yang dihasilkan diperkirakan sudah fertil. Pengeraman telur pada perkawinan alami seperti mi biasanya juga dilakukan secara alami, tetapi oleh induk yang berbeda. Setelah telur terkumpul antara 1012 butir, maka telur dikeluarkan dan kandang koloni dan dierami induk lain yang siap mengeram. Induk yang mengerami bisa menggunakan atau entog. Jadi, pada perkawinan alami di kandang koloni, idealnya bukan pejantan atau indukan yang dikeluarkan dan kandang koloni setelah telur terkumpul, tetapi telur yang dikeluarkan untuk dierami oleh indukan lain. Pasalnya, dalam kandang koloni terdapat beberapa ekor betina, sehingga jika tetap dibiarkan dalam kandang koloni khawatir akan terinjak-injak indukan lain. Selain itu, proses pengeraman dikhawatirkan tidak berlangsung nyaman, karena di kandang koloni terisi beberapa indukan. Pada teknik perkawinan alami di kandang koloni, bisa diterapkan perlakuan untuk menghilangkan masa mengeram pada induk betina. Caranya, rendam sebentar atau guyur indukan yang menunjukkan gejala mengeram menggunakan air bersih. Dengan perlakuan mi, indukan tersebut dapat kembali menghasilkan telur.

Pemeliharan Ayam Kampung Petelur


A. Membeli Bibit, Dara atau DOC?
1. Membeli Dara (Ayam Siap Bertelur)
Membeli ayam dara merupakan cara yang disarankan bagi pemula yang baru akan mencoba bergelutdalam bisnis pemeliharaan ayam kampung petelur. Walaupun harga per ekornya lebih mahal daripada harga DCC, tetapi waktu pemeliharaan ayam dara hingga menghasilkan (bertelur) jauh lebih cepat dibandingkan jika membeli DOC Dengan demikian, perputaran modal bisa menjadi lebih cepat.
Dara merupakan ayam kampung betina yang sudah slap bertelur. Umurnya sekitar\empat lulan (disebut juga pullet). Ayam dara bisa juga dibeli ketika berumur sekitar tig bulan. Kisaran harga ayam kampung dara (Januari 2010) yang berumur empat bulan sekitar Rp45.000 per ekor. Jika membeli dara yang berumur empat bulan, sekitar satu bulan setelahnya, ayam sudah mulai bertelur. Sementara itu, jika membeli dara berumur tiga bulan, ayam akan bertelur sekitar dua bulan kemudian. Memutuskan membeli ayam dara dianggap cukup penting bagi peternak pemula. Alasannya, waktu pemeliharaan lebih singkat sehingga lebih cepat menghasilkan telur. Coba bayangkan,jika memulai usaha dengan memelihara DOC petelur. Waktu yang dibutuhkan hingga ayam berproduksi cukup lama, mencapai 56 bulan. Kondisi mi dapat menyebabkan peternak terlanjur jenuh sebelum mendapatkan hasil. Belum lagi jika teknik pemeliharaan DOC belum dikuasai benar sehingga pada awal pemeliharaan sudah menghadapi banyak masalah, seperti serangan penyakit yang bisa menyebabkan ayam mati. Selain itu, bisa juga terjadi pertumbuhan ayam yang tidak ideal, sehingga tidak dapat menghasilkan telur dengan optimal. Kondisi seperti ini akan berbeda jika peternak membeli dara, karena dalam waktu satu bulan ayam sudah bertelur.
2. Membeli DOC Petelur
Membeli DOC petelur merupakan cara lain untuk memulai usaha budi daya ayam kampung petelur. Namun, seperti dijabarkan sebelumnya, waktu pemeliharaan yang dibutuhkan hingga ayam mulai bertelur cukup lama, sekitar 56 bulan. Selain itu, teknis pemeliharaan DOC juga memerlukan keterampilan tersendiri. Cara seperti ini cocok dilakukan oleh mereka yang ingin meregenerasi populasi ayam petelurnya. Jadi, sebelumnya peternak pernah melakukan budi daya dimulai dengan memelihara DOC petelur dan ingin masuk ke periode selanjutnya dengan membeli DOC petelur kembali. Selain itu, cara ini juga cocok untuk peternak pemula yang memiliki pendamping selama menjalankan usahanya.

Pemeliharaan Ayam Kampung Pedaging


Beternak ayam kampung pedaging memiliki prospek yang bagus karena permintaan terhadapdaging ayam kampung di berbagai daerah,terutama
di kota-kota besar, semakin meningkat. Selain itu, teknis pemeliharaan ayam kampung pedaging juga cukup mudah dan sikius budi dayanya relatif cepat. Jadi, tidak keliru jika banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha pembesaran ayam kampung pedaging. Banyak peternak ayam kampung pemula yang memulai usaha peternakannya dengan beternak ayam kampung pedaging. Berikut ml beberapa keunggulan usaha beternak ayam kampung pedaging.
1. Perputaran Modal Cepat
Usaha ml disarankan bagi mereka yang baru memulal usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat dibandingkan dengan beternak ayam kampung petelur. Jika dimulai dan membeli DOC, pembesaran ayam kampung pedaging hanya membutuhkan waktu 22,5 bulan hingga panen. Bandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur yang mulai bertelur pada umur 6 buIan,kemudIn masa produksi selama satu tahun. Cepatnya perputaran satu sikius roduksi pcFa ayam kampung pedaging dapat Iebih membangkitkan semangat peternak pemula karena dapat Iebih cepat memetik hasilnya.
2. Pemeliharaan Lebih Mudah
Teknik pemeliharaan ayam kampung pedaging lebih mudah dibandingkan dengan teknik pemeliharaan ayam kampung petelur. Selain itu, jika pada saat pemeliharaan terdapat masalah akibat teknis budi daya yang belum sepenuhnya dikuasal, ayam dapat segera dijual. Sementara itu, pada ayam kampung petelur, jika terjadi permasalahan teknis pada masa pembesaran (dara) dan belum menghasilkan, ayam belum memberikan hash dan belum dapat dijual atau akan merugikan jika dijual pada saat tersebut.
Beberapa faktor kegagalan beternak ayam kampung pedaging di antaranya penyakit dan pertumbuhan bobot ayam yang tidak ideal sehingga produktivitas tidak maksimal. Jika hal mi terjadi pada ayam petelur, tentu akan menimbulkan kerugian besar. Pasalnya, pertumbuhan bobot badan dan perkembangan reproduksi pada ayam petelur harus diperhatikan. Namun, hal mi tidakterdapat pada ayam kampung pedaging.
3. Investasi dan Biaya Operasional Lebih Kecil
Investasi pada usaha pembesaran ayam kampung pedaging lebih rendah dibandingkan dengan modal untukbeternakayam kampung petelur. Misalnya, biaya investasi pembuatan kandang pada budi daya ayam kampung petelur lebih besar dibandingkan pembuatan kandang pada pembesaran ayam kampung pedaging. Pada ayam kampung petelur dibutuhkan kandang pullet dan kandang bateral, sedangkan pada pembesaran ayam kampung pedaging bisa hanya menggunakan kandang postal sebagai kandang pemeliharaan DOC sekaligus sebagai kandang pembesaran.
Selain biaya investasi, biaya operasional pemeliharaan ayam kampung pedaging juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional pemeliharaan ayam kampung petelur. Perhitungan sederhananya, biaya operasional terutama pakan ayam kampung petelur selama masa pemeliharaan hingga mulai bertelur (selama 5 bulan jika dimulal dan membeli DCC petelur) tentu lebih besar dibandingkan dengan biaya pakan selama pembesaran ayam kampung pedaging selama 22,5 bulan masa pemeliharaan hingga slap panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

A. Hama dan Pengendaliannya
TIdak banyak hewan yang menjadi hama bagi ayam kampung pedaging atau petelur. Ada beberapa hama yang mungkin menyerang DOC, yaltu tikus, kucing, dan musang. Karena itu, pastikan kandang DOC tertutup rapat di setiap bagiannya untuk menghindari masuknya hewan-hewan tersebut. Kandang pemeliharaan ayam petelur atau kandang pembesaran ayam pedaging juga harus rapat dan tidakterdapat celah atau lubang yang memungkinkan hewan liar bisa masuk.
Pengawasan perlu dilakukan terus-menerus sejak DOC hingga ayam dewasa agar tidak ada kemungkinan hama yang masuk. Jika ada bagian kandang yang kondisinya mulai rusak, segera perbaiki agar hama tidak berpeluang masuk.
B. Penyakit dan Pengendaliannya
Daya tahan tubuh ayam kampung terhadap kondisi lingkungan cukup baik, tetapi kemungkinan terserang penyakit selalu ada. Penyakit yang menyerang ayam kampung Iebih sedikit, meskipun daya tahan tubuhnya sedang menurun. Asakan kondisi di dalam kandang tetap nyaman dan sesuai dengan kebutuhan ayam. Kondisi mi akan berbeda jika ayam berada dalam kandang atau Iingkungan peternakan yang kotor dan tidak terawat. Pada saat kondisi ayam sedang menurun, penyakit akan mudah sekali menyerang karena terdapat banyak virus atau kuman.
Karena itu, agar ayam tidak mudah terserang penyakit, kondisi kandang dan Iingkungan sekitarnya harus bersih. Selain itu, lakukanjuga upaya pencegahan dengan cara memberikan vaksin secara teratur. Bisa juga memberikan ramuan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam. Agar tidakkecolongan sebaiknya para peternak mengetahui berbagai jenis penyakit yang sering menyerang ayam beserta cara penanganannya. Berikut mi beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung.
a. Flu Burung
Flu burung merupakan penyakit pada unggas, termasuk ayam kampung, yang menjadi momok hingga saat mi. Pasalnya, penyakit yang juga dikenal sebagai avian influenza (Al) mi tidak hanya dapat menyerang seluruh populasi unggas di peternakan.
1. Jenis Flu Burung
Ada tiga tipe virus flu burung, yaitu A, B, dan C. H5N1, virus flu burung yang banyak menyerang di Indonesia dan dapat menyebabkan wabah serta kematian merupakan virus flu burung tipe A. Sementara itu, H5N1 merupakar nya. Virus flu burung tipe A dan B memang dapat mewabah. Selain itu,
burung tipe A juga dapat berubah-ubah dan berbahaya. Sebaliknya, virus flu burung tipe C relatif tidak berbahaya dan tidak menyebabkan wabah.
2 Sumber Pen ularan Flu burung termasuk penyakit yang sulit diberantas secara tuntas, karena
berbagai jenis unggas liar dapat membawa virus Al tanpa menunjukkan gejala sakit. Faktor risiko mi semakin besar pada pemeliharaan unggas yang bersifat umbaran karena peluang berinteraksi dengan unggas liar cukup besar. Sementara itu, pada peternakan sebaiknya diusahakan tidak ada unggas liar yang mendekati lokasi peternakan.
Jenis unggas yang dapat menjadi sumber penularan flu burung di antaranya burung, ayam, itik, dan burung puyuh. Penularan terjadi melalui kontak Iangsung dengan liuratau kotoran unggas yang terserang (unggas sakit).Tidak hanya melalui kontak langsung, berbagai perlengkapan dan peralatan budi daya juga bisa menjadi sarana penularan, dan pakan, air minum, peralatan kandang, hingga alat transportasi. Bahkan, virus mi juga menular melalui udara. Karena itu, berbagai tindakan pencegahan awal harus diterapkan di areal peternakan.
3. Gejala Serangan
Kematian mendadak merupakan ciri khas serangan flu burung pada unggas. Gejala khas lainnya berupa kepala ayam membengkak disertai suhu tubuh ayam meningkat. Jengger ayam yang terserang juga berwarna kebiruan dan terdapat bintik kemerahan di kaki atau telapak kaki ayam berwarna pink (merah muda).
4. Pencegahan dan Penanganan
Mata rantai penyakit mi dapat diputus denQan cara memusnahkan ayam yang terserang yang ada di peternakan dan memberi vaksin terhadap ayam yang ada di sekitar lokasi yang terserang. Pemberian vaksin bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

BETERNAK DAN BISNIS AYAM KAMPUNG LENGKAP dengan PENGENDALIAN HAMA dan PENGENDALIAN PENYAKIT BY JOKOASANTOSO

ede85b7817d3682d665cd061fbcaae46_ayam-kampung-2

Persiapan Budi Daya

Persiapan budi daya menjadi tahapan yang penting untuk meraih sukses mengelola sebuah peternakan. Karena itu, persiapkan secara cermat semua aspek yang berkaitan dengan teknik budi daya tersebut.
persiapan yang harus dilakukan sebelum mulai mengelola peternakan adalah menentukan lokasi budi daya yang memenuhi syarat. Lokasi tersebut harus dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Setelah itu mempersiapkan kandang dan perlengkapannya, serta berbagai perengkapan peternakan ayam kampung Iainnya, seperti mesin tetas, gudang, kantor, atau tempat tinggal pekerja jika peternakan dijalankan dalam skala sedang atau besar. Berikut mi penjabaran berbagai persiapan beternak ayam kampung.
A. Menentukan lokasi


Syarat utama lokasi peternakan ayam kampung yang baik adalah jauh dan permukiman penduduk. Hal ini tidak bisa ditawar lagi. Maksudnya jelas, agar peternakan yang dijalankan tidak menimbuIkan kerugian bagi masyarakat sekitar dan kepada peternakan Sendiri. Populasi ayam kampung dalam jumlah banyak berpotensi menimbulkan suara berisik, terutama pada jam-jam tertentu. Selain itu, tentu saja menimbulkan polusi udara (berupa bau tak sedap) hingga lalu-lalang kendaraan dan dan ke peternakan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Akibat jangka panjangnya, peternakan yang ada justru mendapat anggapan buruk dan masyarakat dan berpeluang diprotes, bahkan mengalami penutupan paksa.
1. Lokasi yang Dipilih Sesual Peruntukannya
Agar peternakan dapat dijalankan dalam jangka waktu lama di lokasi yang lama, calon peternak perlu mengetahui peruntukan wilayah bersangkutan beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, dapat diperkirakan tidak akan banyak rumah permukiman yang didirikan terlalu dekat dengan peternakan dan bangunan publik lain yang berpotensi mengancam keberadaan peternakan. Mengenai hal ini dapat ditanyakan ke perangkat pemerintahan, seperti ke kelurahan. Berdasarkan pengalaman di lapang, hal seperti ini jarang terjadi di peternakan ayam kampung karena skala usaha biasanya tidak terlalu besar sehingga efek ke lingkungan sekitar masih bisa tertangani. Berbeda dengan peternakan ayam ras yang skalanya bisa mencapai ratuan ribu populasi. Namun,, sebagai persiapan yang baik, informasi seperti ini tetap harus dimiliki calon peternak.
2. Akses Jalan Baik dan Dekat Pasar
Pastikan lokasi peternakan memiliki akses Jalan yang baik dan mudah dilewati hingga menuju jalan utama, terutama memadai untuk kendaraan roda empat dan dua yang banyak digunakan, baik sebagai kendaraan pengangkut hasil panen maupun pengangkut berbagai keperluan peternakan. Termasuk memudahkan pembeli atau pedagang pengumpul yang datang langsung ke peternakan.
B. Membuat Kandang dan Menyiapkan Perlengkapannya
Ada beberapa jenis kandang pemeliharaan yang dibutuhkan dalam beternak ayam kampung, tergantung jenis ayam yang dipelihara (petelur atau pedaging) dan segmen usaha. Jika membudidayakan ayam kampung petelur yang dimulal dengan membeli ayam dara (ayam betina siap bertelur), kandang yang diperlukan hanya kandang baterai. Sementara itu, jika memelihara ayam sejak DOC, baik ayam kampung petelur maupun pedaging, dibutuhkan kandang pemeliharaan DOC dan kandang pembesaran. Sebaliknya, jika segmen usaha sudah menyeluruh meliputi pembibitan hingga budi daya ayam kamjung peteIur atau pembesaran ayam kampung pedaging, diperlukan kandang brooding bagi DOC baru lahir hingga kandang pembesaran dan kandang pemeliharaan induk. Berikut penjabaran semua jenis kandang yang digunakan dalam budi daya ayam kampung.

Pembibitan ayam kampung


A. Kawin Alami
Perkawinan alami pada ayam kampung biasa dilakukan pada dua sistem pemeliharaan, yaltu sistem pemehharaan ekstensif (umbaran) dan sistem pemeliharaan semi-intensif (kawin alami menggunakan kandang koloni). Perkawinan alami ayam kampung pada pemeliharaan umbaran terjadi tanpa perlakuan apa pun. Sementara itu, pada pemeliharaan semi-intensifdilakukan dengan mengandangkan indukjantan dan induk betina dengan perbandingan tertentu.
1. Kawin Alami pada Pemeliharaan Umbaran
Pola pemeliharaan ekstensif atau sistem umbaran, perkawinan alami berIangsung tanpa adanya kegiatan mengandangkan indukan serta tidak adanya perbandingan antara pejantan dan betina yang dikawinkan. Perkawinan terjadi di alam bebas. Pejantan bisa mengawini betina kapan saja. Pola perkawinan alami seperti mi, pengeraman telur biasanya dilakukan oleh induk betina yang menghasilkan telur. Prosesnya berjalan alami, setelah selesai bertelur, betina akan mengerami telurnya hingga menetas. Pada teknik budi daya seperti mi tidak ada perlakukan memperlambat masa mengeram, sehingga induk betina baru akan menghasilkan telur kembali setelah benarbenar melewati masa mengeram.
2. Kawin Alami pada Pemeliharaan Semi-intensif
Pada pemeliharaan semi-intensif, perkawinan alami dilakukan dengan mencampurkan induk jantan dan induk betina. Misalnya, dalam kandang koloni berbentuk kotak berukuran 1 x 2 meter, diisi dengan enam induk betina dan satu ekor pejantan. Idealnya, setiap 68 ekor induk betina dicampur dengan satu ekor pejantan. Perkawinan alami di kandang koloni terjadi beberapa han setelah pejantan dan induk betina digabungkan. Tiga han setelah perkawinan benar-benar berlangsung (bukan tiga han setelah ayam dimasukkan ke dalam kandang koloni), telur yang dihasilkan diperkirakan sudah fertil. Pengeraman telur pada perkawinan alami seperti mi biasanya juga dilakukan secara alami, tetapi oleh induk yang berbeda. Setelah telur terkumpul antara 1012 butir, maka telur dikeluarkan dan kandang koloni dan dierami induk lain yang siap mengeram. Induk yang mengerami bisa menggunakan atau entog. Jadi, pada perkawinan alami di kandang koloni, idealnya bukan pejantan atau indukan yang dikeluarkan dan kandang koloni setelah telur terkumpul, tetapi telur yang dikeluarkan untuk dierami oleh indukan lain. Pasalnya, dalam kandang koloni terdapat beberapa ekor betina, sehingga jika tetap dibiarkan dalam kandang koloni khawatir akan terinjak-injak indukan lain. Selain itu, proses pengeraman dikhawatirkan tidak berlangsung nyaman, karena di kandang koloni terisi beberapa indukan. Pada teknik perkawinan alami di kandang koloni, bisa diterapkan perlakuan untuk menghilangkan masa mengeram pada induk betina. Caranya, rendam sebentar atau guyur indukan yang menunjukkan gejala mengeram menggunakan air bersih. Dengan perlakuan mi, indukan tersebut dapat kembali menghasilkan telur.

Pemeliharan Ayam Kampung Petelur


A. Membeli Bibit, Dara atau DOC?
1. Membeli Dara (Ayam Siap Bertelur)
Membeli ayam dara merupakan cara yang disarankan bagi pemula yang baru akan mencoba bergelutdalam bisnis pemeliharaan ayam kampung petelur. Walaupun harga per ekornya lebih mahal daripada harga DCC, tetapi waktu pemeliharaan ayam dara hingga menghasilkan (bertelur) jauh lebih cepat dibandingkan jika membeli DOC Dengan demikian, perputaran modal bisa menjadi lebih cepat.
Dara merupakan ayam kampung betina yang sudah slap bertelur. Umurnya sekitar\empat lulan (disebut juga pullet). Ayam dara bisa juga dibeli ketika berumur sekitar tig bulan. Kisaran harga ayam kampung dara (Januari 2010) yang berumur empat bulan sekitar Rp45.000 per ekor. Jika membeli dara yang berumur empat bulan, sekitar satu bulan setelahnya, ayam sudah mulai bertelur. Sementara itu, jika membeli dara berumur tiga bulan, ayam akan bertelur sekitar dua bulan kemudian. Memutuskan membeli ayam dara dianggap cukup penting bagi peternak pemula. Alasannya, waktu pemeliharaan lebih singkat sehingga lebih cepat menghasilkan telur. Coba bayangkan,jika memulai usaha dengan memelihara DOC petelur. Waktu yang dibutuhkan hingga ayam berproduksi cukup lama, mencapai 56 bulan. Kondisi mi dapat menyebabkan peternak terlanjur jenuh sebelum mendapatkan hasil. Belum lagi jika teknik pemeliharaan DOC belum dikuasai benar sehingga pada awal pemeliharaan sudah menghadapi banyak masalah, seperti serangan penyakit yang bisa menyebabkan ayam mati. Selain itu, bisa juga terjadi pertumbuhan ayam yang tidak ideal, sehingga tidak dapat menghasilkan telur dengan optimal. Kondisi seperti ini akan berbeda jika peternak membeli dara, karena dalam waktu satu bulan ayam sudah bertelur.
2. Membeli DOC Petelur
Membeli DOC petelur merupakan cara lain untuk memulai usaha budi daya ayam kampung petelur. Namun, seperti dijabarkan sebelumnya, waktu pemeliharaan yang dibutuhkan hingga ayam mulai bertelur cukup lama, sekitar 56 bulan. Selain itu, teknis pemeliharaan DOC juga memerlukan keterampilan tersendiri. Cara seperti ini cocok dilakukan oleh mereka yang ingin meregenerasi populasi ayam petelurnya. Jadi, sebelumnya peternak pernah melakukan budi daya dimulai dengan memelihara DOC petelur dan ingin masuk ke periode selanjutnya dengan membeli DOC petelur kembali. Selain itu, cara ini juga cocok untuk peternak pemula yang memiliki pendamping selama menjalankan usahanya.

Pemeliharaan Ayam Kampung Pedaging


Beternak ayam kampung pedaging memiliki prospek yang bagus karena permintaan terhadapdaging ayam kampung di berbagai daerah,terutama
di kota-kota besar, semakin meningkat. Selain itu, teknis pemeliharaan ayam kampung pedaging juga cukup mudah dan sikius budi dayanya relatif cepat. Jadi, tidak keliru jika banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha pembesaran ayam kampung pedaging. Banyak peternak ayam kampung pemula yang memulai usaha peternakannya dengan beternak ayam kampung pedaging. Berikut ml beberapa keunggulan usaha beternak ayam kampung pedaging.
1. Perputaran Modal Cepat
Usaha ml disarankan bagi mereka yang baru memulal usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat dibandingkan dengan beternak ayam kampung petelur. Jika dimulai dan membeli DOC, pembesaran ayam kampung pedaging hanya membutuhkan waktu 22,5 bulan hingga panen. Bandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur yang mulai bertelur pada umur 6 buIan,kemudIn masa produksi selama satu tahun. Cepatnya perputaran satu sikius roduksi pcFa ayam kampung pedaging dapat Iebih membangkitkan semangat peternak pemula karena dapat Iebih cepat memetik hasilnya.
2. Pemeliharaan Lebih Mudah
Teknik pemeliharaan ayam kampung pedaging lebih mudah dibandingkan dengan teknik pemeliharaan ayam kampung petelur. Selain itu, jika pada saat pemeliharaan terdapat masalah akibat teknis budi daya yang belum sepenuhnya dikuasal, ayam dapat segera dijual. Sementara itu, pada ayam kampung petelur, jika terjadi permasalahan teknis pada masa pembesaran (dara) dan belum menghasilkan, ayam belum memberikan hash dan belum dapat dijual atau akan merugikan jika dijual pada saat tersebut.
Beberapa faktor kegagalan beternak ayam kampung pedaging di antaranya penyakit dan pertumbuhan bobot ayam yang tidak ideal sehingga produktivitas tidak maksimal. Jika hal mi terjadi pada ayam petelur, tentu akan menimbulkan kerugian besar. Pasalnya, pertumbuhan bobot badan dan perkembangan reproduksi pada ayam petelur harus diperhatikan. Namun, hal mi tidakterdapat pada ayam kampung pedaging.
3. Investasi dan Biaya Operasional Lebih Kecil
Investasi pada usaha pembesaran ayam kampung pedaging lebih rendah dibandingkan dengan modal untukbeternakayam kampung petelur. Misalnya, biaya investasi pembuatan kandang pada budi daya ayam kampung petelur lebih besar dibandingkan pembuatan kandang pada pembesaran ayam kampung pedaging. Pada ayam kampung petelur dibutuhkan kandang pullet dan kandang bateral, sedangkan pada pembesaran ayam kampung pedaging bisa hanya menggunakan kandang postal sebagai kandang pemeliharaan DOC sekaligus sebagai kandang pembesaran.
Selain biaya investasi, biaya operasional pemeliharaan ayam kampung pedaging juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional pemeliharaan ayam kampung petelur. Perhitungan sederhananya, biaya operasional terutama pakan ayam kampung petelur selama masa pemeliharaan hingga mulai bertelur (selama 5 bulan jika dimulal dan membeli DCC petelur) tentu lebih besar dibandingkan dengan biaya pakan selama pembesaran ayam kampung pedaging selama 22,5 bulan masa pemeliharaan hingga slap panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

A. Hama dan Pengendaliannya
TIdak banyak hewan yang menjadi hama bagi ayam kampung pedaging atau petelur. Ada beberapa hama yang mungkin menyerang DOC, yaltu tikus, kucing, dan musang. Karena itu, pastikan kandang DOC tertutup rapat di setiap bagiannya untuk menghindari masuknya hewan-hewan tersebut. Kandang pemeliharaan ayam petelur atau kandang pembesaran ayam pedaging juga harus rapat dan tidakterdapat celah atau lubang yang memungkinkan hewan liar bisa masuk.
Pengawasan perlu dilakukan terus-menerus sejak DOC hingga ayam dewasa agar tidak ada kemungkinan hama yang masuk. Jika ada bagian kandang yang kondisinya mulai rusak, segera perbaiki agar hama tidak berpeluang masuk.
B. Penyakit dan Pengendaliannya
Daya tahan tubuh ayam kampung terhadap kondisi lingkungan cukup baik, tetapi kemungkinan terserang penyakit selalu ada. Penyakit yang menyerang ayam kampung Iebih sedikit, meskipun daya tahan tubuhnya sedang menurun. Asakan kondisi di dalam kandang tetap nyaman dan sesuai dengan kebutuhan ayam. Kondisi mi akan berbeda jika ayam berada dalam kandang atau Iingkungan peternakan yang kotor dan tidak terawat. Pada saat kondisi ayam sedang menurun, penyakit akan mudah sekali menyerang karena terdapat banyak virus atau kuman.
Karena itu, agar ayam tidak mudah terserang penyakit, kondisi kandang dan Iingkungan sekitarnya harus bersih. Selain itu, lakukanjuga upaya pencegahan dengan cara memberikan vaksin secara teratur. Bisa juga memberikan ramuan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam. Agar tidakkecolongan sebaiknya para peternak mengetahui berbagai jenis penyakit yang sering menyerang ayam beserta cara penanganannya. Berikut mi beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung.
a. Flu Burung
Flu burung merupakan penyakit pada unggas, termasuk ayam kampung, yang menjadi momok hingga saat mi. Pasalnya, penyakit yang juga dikenal sebagai avian influenza (Al) mi tidak hanya dapat menyerang seluruh populasi unggas di peternakan.
1. Jenis Flu Burung
Ada tiga tipe virus flu burung, yaitu A, B, dan C. H5N1, virus flu burung yang banyak menyerang di Indonesia dan dapat menyebabkan wabah serta kematian merupakan virus flu burung tipe A. Sementara itu, H5N1 merupakar nya. Virus flu burung tipe A dan B memang dapat mewabah. Selain itu,
burung tipe A juga dapat berubah-ubah dan berbahaya. Sebaliknya, virus flu burung tipe C relatif tidak berbahaya dan tidak menyebabkan wabah.
2 Sumber Pen ularan Flu burung termasuk penyakit yang sulit diberantas secara tuntas, karena
berbagai jenis unggas liar dapat membawa virus Al tanpa menunjukkan gejala sakit. Faktor risiko mi semakin besar pada pemeliharaan unggas yang bersifat umbaran karena peluang berinteraksi dengan unggas liar cukup besar. Sementara itu, pada peternakan sebaiknya diusahakan tidak ada unggas liar yang mendekati lokasi peternakan.
Jenis unggas yang dapat menjadi sumber penularan flu burung di antaranya burung, ayam, itik, dan burung puyuh. Penularan terjadi melalui kontak Iangsung dengan liuratau kotoran unggas yang terserang (unggas sakit).Tidak hanya melalui kontak langsung, berbagai perlengkapan dan peralatan budi daya juga bisa menjadi sarana penularan, dan pakan, air minum, peralatan kandang, hingga alat transportasi. Bahkan, virus mi juga menular melalui udara. Karena itu, berbagai tindakan pencegahan awal harus diterapkan di areal peternakan.
3. Gejala Serangan
Kematian mendadak merupakan ciri khas serangan flu burung pada unggas. Gejala khas lainnya berupa kepala ayam membengkak disertai suhu tubuh ayam meningkat. Jengger ayam yang terserang juga berwarna kebiruan dan terdapat bintik kemerahan di kaki atau telapak kaki ayam berwarna pink (merah muda).
4. Pencegahan dan Penanganan
Mata rantai penyakit mi dapat diputus denQan cara memusnahkan ayam yang terserang yang ada di peternakan dan memberi vaksin terhadap ayam yang ada di sekitar lokasi yang terserang. Pemberian vaksin bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

1 komentar: