LAPORAN
PRAKTEK PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN TERNAK
RANSUM
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU, MP Mulyono (C31120689)
Dosen pembimbing
Mahasiswa
Program Studi :
Produksi Ternak
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN 2012 – 2013
BAB I
1.1.
PENDAHULUAN
Untuk
menghasilkan ternak yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas
juga. Pengetahuan akan berbagai jenis pakan yang digunakan dalam ransum menjadi
sangat penting. Seperti kita tahu ada berbagai jenis bahan pakan yang kita
kenal yang sering kita pakai dalam ransum. Bahan pakan ada yang tergolong bahan
pakan sebagai sumber energi, bahan pakan sumber protein dan sumber pakan
vitamin dan mineral.
Bahan
pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan
kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).
Bahan
pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung
dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen,
sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium.
Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat
dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin
dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan
teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).
1.2.
TUJUAN
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam lagi tentang
berbagai macam jenis bahan pakan. Bahan pakan digolongkan menjadi bahan pakan
sumber energi, protein dan sumber vitamin dan mineral. Praktikum ini juga
mengamati berbagai jenis pakan dengan cara pengamatan organoleptik. Selain itu
praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui secara rinci berbagai komponen
kimia dari berbagai jenis bahan pakan tersebut. Sentral produksi dan harga dari
berbagai jenis bahan pakan juga juga diperkenalkan pada praktikum. Hal lain
yang yang menjadi salah satu tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai jenis pakan tersebut serta
mencari berbagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut.
BAB II
1.3.
PEMBAHASAN
Tabel
Hasil Penghitungan data
A. Feses
Berat Wadah X = 1,1
gram
Kelompok
No
|
Kode
|
Berat (gram)
|
BK (%)
|
Rata-rata
BK(%)
|
Rata-rata x Basah (gram)
|
Feses (gram)
|
|
Basah
|
Kering
|
||||||
l.
|
1.1
|
62,01,1=60,9
|
9,0
|
14,8
|
48,6
3
=16,2
|
176
3
=58,7
|
9,51
|
1.2
|
76,7-1,1=75,6
|
12,7
|
16,8
|
||||
1.3
|
40,6-1,1=39,5
|
6,7
|
17,0
|
||||
ll.
|
2.1
|
41-1,1=39,9
|
5,6
|
14,04
|
44,54
3
=14,8
|
92,8
3
=30,9
|
4,57
|
2.2
|
29,9-1,1=28,0
|
4,6
|
16,4
|
||||
2.3
|
26,0-1,1=24,9
|
3,5
|
14,1
|
||||
lll.
|
3.1
|
63,7-1,1=62,6
|
7,6
|
12,1
|
45,6
3
=15,2
|
200,3
3
=66,7
|
10,14
|
3.3
|
84,2-1,1=83,1
|
10,5
|
12,6
|
||||
3.4
|
55,7-1,1=54,6
|
11,4
|
12,6
|
||||
lV.
|
4.2
|
24,81,1=23,71
|
5,1
|
21,5
|
69
3
=23
|
90,91
3
=30,3
|
6,97
|
4.4
|
36,8-1,1=35,7
|
7,8
|
21,8
|
||||
4.5
|
32,6-1,1=31,5
|
81
|
25,7
|
B. Badan
Pakan
Cawan
(gr)
|
Sampel(gr)
|
Oven(gr)
|
Bk(%)
|
L(itik)
(gr)
|
|
BR 1
|
12,0169
|
1,6303
|
13,5416
|
93,5
|
46,75
|
Jagung
|
12,9959
|
1,7175
|
14,5496
|
90,5
|
45,25
|
BKK
|
12,8611
|
1,7727
|
14,4733
|
90,9
|
45,45
|
Sparator
|
13,7117
|
1,6989
|
15,2824
|
92,5
|
46,3
|
Cara penghitungan dari hasil yang ada ditabel diatas
A. Feses
Ø Bk
(%)
Rumus : 1(%)=Berat Kotoran Ayam Dalam Bentuk
Kering (gr) x100%
Berat Kotoran Ayam
Dala Bentuk Basah (gr)
Kelompok l
Kode1.1
BK(%)=9,0 x100%
60,9 =14,8%
Kode 1.2 BK(%)=12,7 x100%
75,6 =16,8%
Kode1.3 BK(%)=6,7 x100%
39,5 =17,0%
Kelompok ll
Kode 2.1 Bk(%)=5,6 x100%
39,9 =14,04%
Kode 2.2 BK(%)=4,6 x100%
28,0% = 16,4%
Kode 2.3 BK(%)=3,5 x100%
24,9 =141%
Kelompok lll
Kode 3.1 Bk(%)=7,6
x100%
62,6 =12,1%
Kode 3.3 BK(%)=10,5 x100%
83,1 =12,1%
Kode 3.4 Bk(%)=11,4
x100%
54,6 =20,9%
Kelompok lV
Kode 4.2 Bk(%) =5,1
x100%
23,71 =21,5%
Kode 4.4 BK(%)=7,8
x100%
35,7 =21,8%
Kode 4.5 Bk(%)=8,1
x100%
31,5 =25,7%
§ Rata-rata
BK(%)
§ Rumus:
rata-rata=Jumlah Bk(%)
3
§ Rata-rata
x Basah (gr)
§ Rumus:
Jumlah Berat Kotoran Ayam dalam Bentuk Basah
3
§ Feses
(gr)
§ Rumus:
Rata-rata BK(%) X Rata-rata x Basah (gr0
Kelompok l
Feses =16,2% x 58,7 gram
=9,51 gram
Kelompok ll
Feses=14,8% x 30,9 gram
=4,57 gram
Kelompok lll
Feses=15,2% x 30,3 gram
=10,14 gram
Kelompok lV
Feses=23% x 30,3 gram
=6,97 gram
B.
Bahan Pakan
Ø Bk
(%)
Rumus
: Bk(%)= Oven (gr) – Cawan (gr) x 100%
Sampel
(gram)
Kelompok
l
Bk (%) = 13,5416 – 12,0169 x 100%
1,6303
=93,5%
Kelompok
ll
Bk (%) =14,5496 – 12,9959 x 100%
1,9175
=90,5%
Kelompok
lll
Bk (%) =14,4733 – 12,8611 x 100%
1,7727
=90,9%
Kelompok
lV
Bk (%) =15,284 – 13,7117 x 100%
=92,5%
§ L
[ itik (gr)]
§ Rumus:
I =Jumlah Bahan Pakan yang diberikan
Pada Ayam (gr) x BK (%)
Kleompok
l
I BK 1 = 50 gr x 93,5%
= 46,75 gram
Kelompok
II
I Jagung =50 gr x 90,5%
=45,25 gram
Kelompok
III
I BKK =50 gr x 90,9%
=45,45 gram
Kelompok
IV
I
Sparator =50 gr x 92,5%
=46,3 gram
C. Penghitungan
KCBK (%) = Kecernaan bahan Kering
Rumus:
KCBK (%)= I – Feses x 100%
Kelompok
I
KCBK (%) = 46,75 gram - 9,51 gram x 100%
46,75 gram
=79,66%
Kelompok
II
KCBK (%) =45,25 gram - 4,57 gram
x 100%
45,25 gram
Kelompok
III
KCBk (%) =45,45 gram_- 10,14
gram x 100%
45,45 gram
=77,69%
Kelompok
IV
KCBK (%) =46,3 gram – 6,97 gram x 100%
46,3 gram
=84,95%
Ransum
adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai
jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan
kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).
Ransum
berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya
agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi
bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer
pada waktu dikonsumsi ternak.
Berdasarkan
kandungan gizinya, konsentrat
dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber
protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari
18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%.
Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar
dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung
darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan
proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar
lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga
matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit
dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%,
TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan
polar. (Anonimb 2009).
Konsentrat adalah makanan dengan kadar
protein tinggi 32% untuk ayam dan 38% untuk bebek atau itik. Dalam hal
ini peternak tinggal menambahkan jagung dan katul,. Kenapa di buat dengan kadar
protein tinggi? Ini di maksudkan untuk merahasiakan komposisi formula bahan
pakan yang di ramu. Tapi jangan kuatir, nanti kita bedah, kita buka bersama
formula yang di rahasiakan oleh pabrikan tersebut.
Jagung (Zea
mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif
sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku
industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya
akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi
Jagung merupakan tanaman semusiman (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan
ini.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil,
jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada
pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Kandungan
gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
- Kalori : 355 Kalori
- Protein : 9,2 gr
- Lemak : 3,9 gr
- Karbohidrat : 73,7 gr
- Kalsium : 10 mg
- Fosfor : 256 mg
- Ferrum : 2,4 mg
- Vitamin A : 510 SI
- Vitamin B1 : 0,38 mg
- Air : 12 gr
Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150
hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai
6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung
lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif
rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil
yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan
kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum,
gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.
Berikut adalah besarnya persentase
jagung dalam ransum :
- Jagung
: 55%
– minyak
: 2%
-
Dedak
: 9%
– fosfat
: 1%
- Protein
nabati :
25%
– bahan lain
: 4%
- Protein
hewani
: 4%
Kedelai, atau kacang
kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak makanan dar Asia Timur sepert kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang
lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak
nabati dunia. Penghasil kedelai utama
dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan
sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat
berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan
rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan
tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera
berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini
menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna
kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan
bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong
tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai
menagandung zat penghambat protease yang bila bergabung dengan trypsin akan
membentuk senyawa kompleks yang tidak aktif. Penghambat ini mengakibatkan
hipertropy pada pancreas. Mode aksi dari penghambatan ini adalah dihambatnya
sekresi enzyme pancreas. Perlakuan pemanasan pada tempratur yang tepat (2500F
selama 2,5-3,5 menit) dapat menghancurkan bahan ini. Anti vitamin B-12
merupakan cara yang baik untuk menanggulangi masalah ini. Goitrogens merupakan
bahan yang menghambat penyerapan yodium.
Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri
pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil
berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :
- soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari kulit bijinya.
- soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan
proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi
kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya
menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan
perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia
( babi muda dan unggas ) perlu adanay pemansan 1150C selama 10 menit
sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.
Komposisi kandungan kimia dari
kedelai adalah sebagai berikut :
-
kadar air
: 12%
– calsium : 0,4%
-
protein kasar : 46%
– fospor : 0,8%
-
serat kasar
: 6,5
% –
aflatonin : 50 (ppg)
-
abu
: 7%
– lemak kasar : 3,7%
Harga dari bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg.
persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra
penghasil bungkil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat.
Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah harganya yang mahal, kualitas
kedelai lokal yang masih juah dari kualitas kedelai import. Beberapa solusi
dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai ini antara lain adalah peningkatan
kualitas dari kedelai lokal serta peningkatan pajak import dari kedelai.
Dedak padi berasal dari sisa
penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :
-
Air
: 10%
– serat kasar
: 10%
-
protein kasar : 7,5%
–
lemak
: 2,25%
-
abu
: 7,5%
Harga dedak padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam
ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter
digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada
ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar. Sentral
penghasil dedak padi terbesar di Indonesia adalah daerah Karawang, Jawa Barat.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum
adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun
sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena
mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi
tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim
kompleks ( phitase, carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna
dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.
BAB
III
KESIMPULAN
Berbagai
jenis bahan pakan yang kita kenal terbagi menjadi bebrapa kelompok berdasarkan
jumlah nutrisi yang dikandung bahan tersebut. Ada yang tergolong sebagai bahan
pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber vitamin
dan mineral. Bahan pakan tersebut memiliki berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji organoleptik terlihat perbedaan dari
berbagai jenis pakan ini mulai dari warna, tekstur, bau dan rasa.
LAPORAN
PRAKTEK PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN TERNAK
RANSUM
Tanggal, 3 Juni 2013
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU, MP Mulyono (C31120689)
Dosen pembimbing
Mahasiswa
Program Studi :
Produksi Ternak
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN 2012 – 2013
BAB I
1.1.
PENDAHULUAN
Untuk
menghasilkan ternak yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas
juga. Pengetahuan akan berbagai jenis pakan yang digunakan dalam ransum menjadi
sangat penting. Seperti kita tahu ada berbagai jenis bahan pakan yang kita
kenal yang sering kita pakai dalam ransum. Bahan pakan ada yang tergolong bahan
pakan sebagai sumber energi, bahan pakan sumber protein dan sumber pakan
vitamin dan mineral.
Bahan
pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan
kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).
Bahan
pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung
dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen,
sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium.
Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat
dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin
dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan
teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).
1.2.
TUJUAN
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam lagi tentang
berbagai macam jenis bahan pakan. Bahan pakan digolongkan menjadi bahan pakan
sumber energi, protein dan sumber vitamin dan mineral. Praktikum ini juga
mengamati berbagai jenis pakan dengan cara pengamatan organoleptik. Selain itu
praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui secara rinci berbagai komponen
kimia dari berbagai jenis bahan pakan tersebut. Sentral produksi dan harga dari
berbagai jenis bahan pakan juga juga diperkenalkan pada praktikum. Hal lain
yang yang menjadi salah satu tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai jenis pakan tersebut serta
mencari berbagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut.
BAB II
1.3.
PEMBAHASAN
Tabel
Hasil Penghitungan data
A. Feses
Berat Wadah X = 1,1
gram
Kelompok
No
|
Kode
|
Berat (gram)
|
BK (%)
|
Rata-rata
BK(%)
|
Rata-rata x Basah (gram)
|
Feses (gram)
|
|
Basah
|
Kering
|
||||||
l.
|
1.1
|
62,01,1=60,9
|
9,0
|
14,8
|
48,6
3
=16,2
|
176
3
=58,7
|
9,51
|
1.2
|
76,7-1,1=75,6
|
12,7
|
16,8
|
||||
1.3
|
40,6-1,1=39,5
|
6,7
|
17,0
|
||||
ll.
|
2.1
|
41-1,1=39,9
|
5,6
|
14,04
|
44,54
3
=14,8
|
92,8
3
=30,9
|
4,57
|
2.2
|
29,9-1,1=28,0
|
4,6
|
16,4
|
||||
2.3
|
26,0-1,1=24,9
|
3,5
|
14,1
|
||||
lll.
|
3.1
|
63,7-1,1=62,6
|
7,6
|
12,1
|
45,6
3
=15,2
|
200,3
3
=66,7
|
10,14
|
3.3
|
84,2-1,1=83,1
|
10,5
|
12,6
|
||||
3.4
|
55,7-1,1=54,6
|
11,4
|
12,6
|
||||
lV.
|
4.2
|
24,81,1=23,71
|
5,1
|
21,5
|
69
3
=23
|
90,91
3
=30,3
|
6,97
|
4.4
|
36,8-1,1=35,7
|
7,8
|
21,8
|
||||
4.5
|
32,6-1,1=31,5
|
81
|
25,7
|
B. Badan
Pakan
Cawan
(gr)
|
Sampel(gr)
|
Oven(gr)
|
Bk(%)
|
L(itik)
(gr)
|
|
BR 1
|
12,0169
|
1,6303
|
13,5416
|
93,5
|
46,75
|
Jagung
|
12,9959
|
1,7175
|
14,5496
|
90,5
|
45,25
|
BKK
|
12,8611
|
1,7727
|
14,4733
|
90,9
|
45,45
|
Sparator
|
13,7117
|
1,6989
|
15,2824
|
92,5
|
46,3
|
Cara penghitungan dari hasil yang ada ditabel diatas
A. Feses
Ø Bk
(%)
Rumus : 1(%)=Berat Kotoran Ayam Dalam Bentuk
Kering (gr) x100%
Berat Kotoran Ayam
Dala Bentuk Basah (gr)
Kelompok l
Kode1.1
BK(%)=9,0 x100%
60,9 =14,8%
Kode 1.2 BK(%)=12,7 x100%
75,6 =16,8%
Kode1.3 BK(%)=6,7 x100%
39,5 =17,0%
Kelompok ll
Kode 2.1 Bk(%)=5,6 x100%
39,9 =14,04%
Kode 2.2 BK(%)=4,6 x100%
28,0% = 16,4%
Kode 2.3 BK(%)=3,5 x100%
24,9 =141%
Kelompok lll
Kode 3.1 Bk(%)=7,6
x100%
62,6 =12,1%
Kode 3.3 BK(%)=10,5 x100%
83,1 =12,1%
Kode 3.4 Bk(%)=11,4
x100%
54,6 =20,9%
Kelompok lV
Kode 4.2 Bk(%) =5,1
x100%
23,71 =21,5%
Kode 4.4 BK(%)=7,8
x100%
35,7 =21,8%
Kode 4.5 Bk(%)=8,1
x100%
31,5 =25,7%
§ Rata-rata
BK(%)
§ Rumus:
rata-rata=Jumlah Bk(%)
3
§ Rata-rata
x Basah (gr)
§ Rumus:
Jumlah Berat Kotoran Ayam dalam Bentuk Basah
3
§ Feses
(gr)
§ Rumus:
Rata-rata BK(%) X Rata-rata x Basah (gr0
Kelompok l
Feses =16,2% x 58,7 gram
=9,51 gram
Kelompok ll
Feses=14,8% x 30,9 gram
=4,57 gram
Kelompok lll
Feses=15,2% x 30,3 gram
=10,14 gram
Kelompok lV
Feses=23% x 30,3 gram
=6,97 gram
B.
Bahan Pakan
Ø Bk
(%)
Rumus
: Bk(%)= Oven (gr) – Cawan (gr) x 100%
Sampel
(gram)
Kelompok
l
Bk (%) = 13,5416 – 12,0169 x 100%
1,6303
=93,5%
Kelompok
ll
Bk (%) =14,5496 – 12,9959 x 100%
1,9175
=90,5%
Kelompok
lll
Bk (%) =14,4733 – 12,8611 x 100%
1,7727
=90,9%
Kelompok
lV
Bk (%) =15,284 – 13,7117 x 100%
=92,5%
§ L
[ itik (gr)]
§ Rumus:
I =Jumlah Bahan Pakan yang diberikan
Pada Ayam (gr) x BK (%)
Kleompok
l
I BK 1 = 50 gr x 93,5%
= 46,75 gram
Kelompok
II
I Jagung =50 gr x 90,5%
=45,25 gram
Kelompok
III
I BKK =50 gr x 90,9%
=45,45 gram
Kelompok
IV
I
Sparator =50 gr x 92,5%
=46,3 gram
C. Penghitungan
KCBK (%) = Kecernaan bahan Kering
Rumus:
KCBK (%)= I – Feses x 100%
Kelompok
I
KCBK (%) = 46,75 gram - 9,51 gram x 100%
46,75 gram
=79,66%
Kelompok
II
KCBK (%) =45,25 gram - 4,57 gram
x 100%
45,25 gram
Kelompok
III
KCBk (%) =45,45 gram_- 10,14
gram x 100%
45,45 gram
=77,69%
Kelompok
IV
KCBK (%) =46,3 gram – 6,97 gram x 100%
46,3 gram
=84,95%
Ransum
adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai
jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan
kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).
Ransum
berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya
agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi
bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer
pada waktu dikonsumsi ternak.
Berdasarkan
kandungan gizinya, konsentrat
dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber
protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari
18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%.
Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar
dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung
darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan
proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar
lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga
matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit
dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%,
TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan
polar. (Anonimb 2009).
Konsentrat adalah makanan dengan kadar
protein tinggi 32% untuk ayam dan 38% untuk bebek atau itik. Dalam hal
ini peternak tinggal menambahkan jagung dan katul,. Kenapa di buat dengan kadar
protein tinggi? Ini di maksudkan untuk merahasiakan komposisi formula bahan
pakan yang di ramu. Tapi jangan kuatir, nanti kita bedah, kita buka bersama
formula yang di rahasiakan oleh pabrikan tersebut.
Jagung (Zea
mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif
sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku
industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya
akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi
Jagung merupakan tanaman semusiman (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan
ini.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil,
jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada
pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Kandungan
gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
- Kalori : 355 Kalori
- Protein : 9,2 gr
- Lemak : 3,9 gr
- Karbohidrat : 73,7 gr
- Kalsium : 10 mg
- Fosfor : 256 mg
- Ferrum : 2,4 mg
- Vitamin A : 510 SI
- Vitamin B1 : 0,38 mg
- Air : 12 gr
Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150
hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai
6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung
lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif
rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil
yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan
kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum,
gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.
Berikut adalah besarnya persentase
jagung dalam ransum :
- Jagung
: 55%
– minyak
: 2%
-
Dedak
: 9%
– fosfat
: 1%
- Protein
nabati :
25%
– bahan lain
: 4%
- Protein
hewani
: 4%
Kedelai, atau kacang
kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak makanan dar Asia Timur sepert kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang
lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak
nabati dunia. Penghasil kedelai utama
dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan
sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat
berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan
rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan
tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera
berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini
menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna
kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan
bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong
tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai
menagandung zat penghambat protease yang bila bergabung dengan trypsin akan
membentuk senyawa kompleks yang tidak aktif. Penghambat ini mengakibatkan
hipertropy pada pancreas. Mode aksi dari penghambatan ini adalah dihambatnya
sekresi enzyme pancreas. Perlakuan pemanasan pada tempratur yang tepat (2500F
selama 2,5-3,5 menit) dapat menghancurkan bahan ini. Anti vitamin B-12
merupakan cara yang baik untuk menanggulangi masalah ini. Goitrogens merupakan
bahan yang menghambat penyerapan yodium.
Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri
pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil
berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :
- soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari kulit bijinya.
- soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan
proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi
kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya
menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan
perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia
( babi muda dan unggas ) perlu adanay pemansan 1150C selama 10 menit
sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.
Komposisi kandungan kimia dari
kedelai adalah sebagai berikut :
-
kadar air
: 12%
– calsium : 0,4%
-
protein kasar : 46%
– fospor : 0,8%
-
serat kasar
: 6,5
% –
aflatonin : 50 (ppg)
-
abu
: 7%
– lemak kasar : 3,7%
Harga dari bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg.
persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra
penghasil bungkil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat.
Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah harganya yang mahal, kualitas
kedelai lokal yang masih juah dari kualitas kedelai import. Beberapa solusi
dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai ini antara lain adalah peningkatan
kualitas dari kedelai lokal serta peningkatan pajak import dari kedelai.
Dedak padi berasal dari sisa
penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :
-
Air
: 10%
– serat kasar
: 10%
-
protein kasar : 7,5%
–
lemak
: 2,25%
-
abu
: 7,5%
Harga dedak padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam
ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter
digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada
ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar. Sentral
penghasil dedak padi terbesar di Indonesia adalah daerah Karawang, Jawa Barat.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum
adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun
sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena
mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi
tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim
kompleks ( phitase, carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna
dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.
BAB
III
KESIMPULAN
Berbagai
jenis bahan pakan yang kita kenal terbagi menjadi bebrapa kelompok berdasarkan
jumlah nutrisi yang dikandung bahan tersebut. Ada yang tergolong sebagai bahan
pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber vitamin
dan mineral. Bahan pakan tersebut memiliki berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji organoleptik terlihat perbedaan dari
berbagai jenis pakan ini mulai dari warna, tekstur, bau dan rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar