Kamis, 20 Juni 2013

Laporan Praktek Pengetahun Bahan Makanan Ternak



LAPORAN PRAKTEK PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN TERNAK
RANSUM












                                                                                                                                                                                                                                         
        Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU, MP                                                Mulyono  (C31120689)
                   Dosen pembimbing                                                                         Mahasiswa

                             Program Studi :  Produksi Ternak                       

                        DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN                             
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
                                            TAHUN AJARAN 2012 – 2013



BAB I
1.1.         PENDAHULUAN
Untuk menghasilkan ternak yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas juga. Pengetahuan akan berbagai jenis pakan yang digunakan dalam ransum menjadi sangat penting. Seperti kita tahu ada berbagai jenis bahan pakan yang kita kenal yang sering kita pakai dalam ransum. Bahan pakan ada yang tergolong bahan pakan sebagai sumber energi, bahan pakan sumber protein dan sumber pakan vitamin dan mineral.
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).

Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).

1.2.         TUJUAN
Tujuan dari praktikum  ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam lagi tentang berbagai macam jenis bahan pakan. Bahan pakan digolongkan menjadi bahan pakan sumber energi, protein dan sumber vitamin dan mineral. Praktikum ini juga mengamati berbagai jenis pakan dengan cara pengamatan organoleptik. Selain itu praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui secara rinci berbagai komponen kimia dari berbagai jenis bahan pakan tersebut. Sentral produksi dan harga dari berbagai jenis bahan pakan juga juga diperkenalkan pada praktikum. Hal lain yang yang menjadi salah satu tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai jenis pakan tersebut serta mencari berbagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut.








BAB II
1.3.         PEMBAHASAN
Tabel Hasil Penghitungan data
A.    Feses
Berat Wadah X = 1,1  gram
Kelompok
No
Kode
Berat (gram)
BK (%)
Rata-rata
BK(%)
Rata-rata x Basah (gram)
Feses (gram)
Basah
Kering
l.
1.1
62,01,1=60,9
9,0
14,8
48,6  
   3
=16,2
176
   3
=58,7
9,51
1.2
76,7-1,1=75,6
12,7
16,8
1.3
40,6-1,1=39,5
6,7
17,0
ll.
2.1
41-1,1=39,9
5,6
14,04
44,54
    3
=14,8
92,8
   3
=30,9

4,57
2.2
29,9-1,1=28,0
4,6
16,4
2.3
26,0-1,1=24,9
3,5
14,1
lll.
3.1
63,7-1,1=62,6
7,6
12,1
45,6
    3
=15,2
200,3
     3
=66,7
10,14
3.3
84,2-1,1=83,1
10,5
12,6
3.4
55,7-1,1=54,6
11,4
12,6
lV.
4.2
24,81,1=23,71
5,1
21,5
69
  3
=23
90,91
     3
=30,3
6,97
4.4
36,8-1,1=35,7
7,8
21,8
4.5
32,6-1,1=31,5
81
25,7

B.     Badan Pakan

Cawan (gr)
Sampel(gr)
Oven(gr)
Bk(%)
L(itik) (gr)
BR  1
12,0169
1,6303
13,5416
93,5
46,75
Jagung
12,9959
1,7175
14,5496
90,5
45,25
BKK
12,8611
1,7727
14,4733
90,9
45,45
Sparator
13,7117
1,6989
15,2824
92,5
46,3

Cara penghitungan dari hasil yang ada ditabel diatas
A.    Feses
Ø  Bk (%)
Rumus : 1(%)=Berat Kotoran Ayam Dalam Bentuk Kering (gr)  x100%                                       
                           Berat Kotoran Ayam Dala Bentuk Basah (gr)          
Kelompok l
Kode1.1  BK(%)=9,0  x100%
                              60,9          =14,8%
Kode 1.2 BK(%)=12,7  x100%
                               75,6         =16,8%
Kode1.3 BK(%)=6,7 x100%
                             39,5         =17,0%
Kelompok ll
Kode 2.1 Bk(%)=5,6 x100%
                             39,9         =14,04%
Kode 2.2 BK(%)=4,6 x100%
                              28,0%      = 16,4%
Kode 2.3 BK(%)=3,5 x100%
                              24,9         =141%
Kelompok lll                                   
Kode 3.1 Bk(%)=7,6 x100%
                              62,6         =12,1%
Kode 3.3 BK(%)=10,5  x100%
                               83,1        =12,1%
Kode 3.4 Bk(%)=11,4 x100%
                              54,6         =20,9%
Kelompok lV
Kode 4.2 Bk(%) =5,1 x100%
                              23,71       =21,5%
Kode 4.4 BK(%)=7,8 x100%
                              35,7        =21,8%
Kode 4.5 Bk(%)=8,1 x100%
                              31,5        =25,7%


§  Rata-rata BK(%)  
§  Rumus: rata-rata=Jumlah  Bk(%)
                                            3
§  Rata-rata x Basah (gr)
§  Rumus: Jumlah Berat Kotoran Ayam dalam Bentuk Basah
                                                      3
§  Feses (gr)
§  Rumus: Rata-rata BK(%) X Rata-rata x Basah (gr0
Kelompok l
 Feses =16,2% x 58,7 gram
            =9,51 gram
Kelompok ll
Feses=14,8% x 30,9 gram
           =4,57 gram
Kelompok lll
Feses=15,2% x 30,3 gram
           =10,14 gram
Kelompok lV
Feses=23%  x 30,3 gram
           =6,97 gram

B.     Bahan Pakan
Ø  Bk (%)
Rumus : Bk(%)= Oven (gr) – Cawan (gr) x 100%
                                   Sampel (gram)
Kelompok l
        Bk (%) = 13,5416 – 12,0169  x 100%
                                   1,6303
                    =93,5%

Kelompok ll
       Bk (%) =14,5496 – 12,9959 x 100%
                               1,9175
                   =90,5%
Kelompok lll
        Bk (%) =14,4733 – 12,8611  x 100%
                                   1,7727
                    =90,9%
Kelompok lV
       Bk (%) =15,284 – 13,7117 x 100%
                   =92,5%
§  L [ itik (gr)]
§  Rumus: I =Jumlah Bahan Pakan yang diberikan  Pada  Ayam (gr) x BK (%)
Kleompok l
        I BK 1 =  50 gr x 93,5%
                   = 46,75 gram
Kelompok II
       I Jagung =50 gr x  90,5%
                      =45,25 gram
Kelompok III
      I BKK =50 gr x 90,9%
                =45,45 gram
Kelompok IV
     I  Sparator =50 gr x 92,5%
                         =46,3 gram
C.     Penghitungan KCBK (%) = Kecernaan bahan Kering
Rumus: KCBK (%)= I – Feses  x 100%                                          
Kelompok I
         KCBK (%) = 46,75 gram  - 9,51 gram x 100%
                                               46,75 gram
                          =79,66%
Kelompok II
        KCBK (%) =45,25 gram - 4,57 gram x 100%
                                          45,25 gram
Kelompok III
       KCBk (%) =45,45 gram_- 10,14 gram  x 100%
                                               45,45 gram
                        =77,69%
Kelompok IV
      KCBK (%) =46,3 gram – 6,97 gram  x 100%
                                     46,3 gram
                       =84,95%
Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).

Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).

Konsentrat adalah makanan dengan kadar protein tinggi 32% untuk ayam dan 38% untuk bebek atau  itik. Dalam hal ini peternak tinggal menambahkan jagung dan katul,. Kenapa di buat dengan kadar protein tinggi? Ini di maksudkan untuk merahasiakan komposisi formula bahan pakan yang di ramu. Tapi jangan kuatir, nanti kita bedah, kita buka bersama formula yang di rahasiakan oleh pabrikan tersebut.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi
Jagung merupakan tanaman semusiman (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.




Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
  1. Kalori : 355 Kalori
  2. Protein : 9,2 gr
  3. Lemak : 3,9 gr
  4. Karbohidrat : 73,7 gr
  5. Kalsium : 10 mg
  6. Fosfor : 256 mg
  7. Ferrum : 2,4 mg
  8. Vitamin A : 510 SI
  9. Vitamin B1 : 0,38 mg
  10. Air : 12 gr
Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena  kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.
Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :
- Jagung                                   : 55%               – minyak                       : 2%
- Dedak                                    : 9%                 – fosfat                         : 1%
- Protein nabati                        : 25%               – bahan lain                   : 4%
- Protein hewani                       : 4%
Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dar Asia Timur sepert kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati  dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai menagandung zat penghambat protease yang bila bergabung dengan trypsin akan membentuk senyawa kompleks yang tidak aktif. Penghambat ini mengakibatkan hipertropy pada pancreas. Mode aksi dari penghambatan ini adalah dihambatnya sekresi enzyme pancreas. Perlakuan pemanasan pada tempratur yang tepat (2500F selama 2,5-3,5 menit) dapat menghancurkan bahan ini. Anti vitamin B-12 merupakan cara yang baik untuk menanggulangi masalah ini. Goitrogens merupakan bahan yang menghambat penyerapan yodium.
Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :
  1. soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari  kulit bijinya.
  2. soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia ( babi muda dan unggas ) perlu adanay pemansan 1150C selama 10 menit sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.
Komposisi kandungan kimia dari kedelai adalah sebagai berikut :
-         kadar air                 : 12%               – calsium           : 0,4%
-         protein kasar          : 46%               – fospor            : 0,8%
-         serat kasar              : 6,5 %             – aflatonin         : 50 (ppg)
-         abu                         : 7%                 – lemak kasar   : 3,7%
Harga dari bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg. persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra penghasil bungkil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah harganya yang mahal, kualitas kedelai lokal yang masih juah dari kualitas kedelai import. Beberapa solusi dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai ini antara lain adalah peningkatan kualitas dari kedelai lokal serta peningkatan pajak import dari kedelai.


Dedak padi berasal dari sisa penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :
-         Air                         : 10%              – serat kasar                : 10%
-         protein kasar          : 7,5%              – lemak                         : 2,25%
-         abu                         : 7,5%
Harga dedak padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar. Sentral penghasil dedak padi terbesar di Indonesia adalah daerah Karawang, Jawa Barat.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim kompleks ( phitase, carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.

BAB III
KESIMPULAN
Berbagai jenis bahan pakan yang kita kenal terbagi menjadi bebrapa kelompok berdasarkan jumlah nutrisi yang dikandung bahan tersebut. Ada yang tergolong sebagai bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber vitamin dan mineral. Bahan pakan tersebut memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji organoleptik terlihat perbedaan dari berbagai jenis pakan ini mulai dari warna, tekstur, bau dan rasa.


LAPORAN PRAKTEK PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN TERNAK
RANSUM








                                                                                                                         Tanggal, 3 Juni 2013                                                                                                                    
        Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU, MP                                                Mulyono  (C31120689)
                   Dosen pembimbing                                                                         Mahasiswa

                             Program Studi :  Produksi Ternak                       

                        DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN                             
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
                                            TAHUN AJARAN 2012 – 2013



BAB I
1.1.         PENDAHULUAN
Untuk menghasilkan ternak yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas juga. Pengetahuan akan berbagai jenis pakan yang digunakan dalam ransum menjadi sangat penting. Seperti kita tahu ada berbagai jenis bahan pakan yang kita kenal yang sering kita pakai dalam ransum. Bahan pakan ada yang tergolong bahan pakan sebagai sumber energi, bahan pakan sumber protein dan sumber pakan vitamin dan mineral.
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).

Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).

1.2.         TUJUAN
Tujuan dari praktikum  ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam lagi tentang berbagai macam jenis bahan pakan. Bahan pakan digolongkan menjadi bahan pakan sumber energi, protein dan sumber vitamin dan mineral. Praktikum ini juga mengamati berbagai jenis pakan dengan cara pengamatan organoleptik. Selain itu praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui secara rinci berbagai komponen kimia dari berbagai jenis bahan pakan tersebut. Sentral produksi dan harga dari berbagai jenis bahan pakan juga juga diperkenalkan pada praktikum. Hal lain yang yang menjadi salah satu tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai jenis pakan tersebut serta mencari berbagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut.








BAB II
1.3.         PEMBAHASAN
Tabel Hasil Penghitungan data
A.    Feses
Berat Wadah X = 1,1  gram
Kelompok
No
Kode
Berat (gram)
BK (%)
Rata-rata
BK(%)
Rata-rata x Basah (gram)
Feses (gram)
Basah
Kering
l.
1.1
62,01,1=60,9
9,0
14,8
48,6  
   3
=16,2
176
   3
=58,7
9,51
1.2
76,7-1,1=75,6
12,7
16,8
1.3
40,6-1,1=39,5
6,7
17,0
ll.
2.1
41-1,1=39,9
5,6
14,04
44,54
    3
=14,8
92,8
   3
=30,9

4,57
2.2
29,9-1,1=28,0
4,6
16,4
2.3
26,0-1,1=24,9
3,5
14,1
lll.
3.1
63,7-1,1=62,6
7,6
12,1
45,6
    3
=15,2
200,3
     3
=66,7
10,14
3.3
84,2-1,1=83,1
10,5
12,6
3.4
55,7-1,1=54,6
11,4
12,6
lV.
4.2
24,81,1=23,71
5,1
21,5
69
  3
=23
90,91
     3
=30,3
6,97
4.4
36,8-1,1=35,7
7,8
21,8
4.5
32,6-1,1=31,5
81
25,7

B.     Badan Pakan

Cawan (gr)
Sampel(gr)
Oven(gr)
Bk(%)
L(itik) (gr)
BR  1
12,0169
1,6303
13,5416
93,5
46,75
Jagung
12,9959
1,7175
14,5496
90,5
45,25
BKK
12,8611
1,7727
14,4733
90,9
45,45
Sparator
13,7117
1,6989
15,2824
92,5
46,3

Cara penghitungan dari hasil yang ada ditabel diatas
A.    Feses
Ø  Bk (%)
Rumus : 1(%)=Berat Kotoran Ayam Dalam Bentuk Kering (gr)  x100%                                       
                           Berat Kotoran Ayam Dala Bentuk Basah (gr)          
Kelompok l
Kode1.1  BK(%)=9,0  x100%
                              60,9          =14,8%
Kode 1.2 BK(%)=12,7  x100%
                               75,6         =16,8%
Kode1.3 BK(%)=6,7 x100%
                             39,5         =17,0%
Kelompok ll
Kode 2.1 Bk(%)=5,6 x100%
                             39,9         =14,04%
Kode 2.2 BK(%)=4,6 x100%
                              28,0%      = 16,4%
Kode 2.3 BK(%)=3,5 x100%
                              24,9         =141%
Kelompok lll                                   
Kode 3.1 Bk(%)=7,6 x100%
                              62,6         =12,1%
Kode 3.3 BK(%)=10,5  x100%
                               83,1        =12,1%
Kode 3.4 Bk(%)=11,4 x100%
                              54,6         =20,9%
Kelompok lV
Kode 4.2 Bk(%) =5,1 x100%
                              23,71       =21,5%
Kode 4.4 BK(%)=7,8 x100%
                              35,7        =21,8%
Kode 4.5 Bk(%)=8,1 x100%
                              31,5        =25,7%


§  Rata-rata BK(%)  
§  Rumus: rata-rata=Jumlah  Bk(%)
                                            3
§  Rata-rata x Basah (gr)
§  Rumus: Jumlah Berat Kotoran Ayam dalam Bentuk Basah
                                                      3
§  Feses (gr)
§  Rumus: Rata-rata BK(%) X Rata-rata x Basah (gr0
Kelompok l
 Feses =16,2% x 58,7 gram
            =9,51 gram
Kelompok ll
Feses=14,8% x 30,9 gram
           =4,57 gram
Kelompok lll
Feses=15,2% x 30,3 gram
           =10,14 gram
Kelompok lV
Feses=23%  x 30,3 gram
           =6,97 gram

B.     Bahan Pakan
Ø  Bk (%)
Rumus : Bk(%)= Oven (gr) – Cawan (gr) x 100%
                                   Sampel (gram)
Kelompok l
        Bk (%) = 13,5416 – 12,0169  x 100%
                                   1,6303
                    =93,5%

Kelompok ll
       Bk (%) =14,5496 – 12,9959 x 100%
                               1,9175
                   =90,5%
Kelompok lll
        Bk (%) =14,4733 – 12,8611  x 100%
                                   1,7727
                    =90,9%
Kelompok lV
       Bk (%) =15,284 – 13,7117 x 100%
                   =92,5%
§  L [ itik (gr)]
§  Rumus: I =Jumlah Bahan Pakan yang diberikan  Pada  Ayam (gr) x BK (%)
Kleompok l
        I BK 1 =  50 gr x 93,5%
                   = 46,75 gram
Kelompok II
       I Jagung =50 gr x  90,5%
                      =45,25 gram
Kelompok III
      I BKK =50 gr x 90,9%
                =45,45 gram
Kelompok IV
     I  Sparator =50 gr x 92,5%
                         =46,3 gram
C.     Penghitungan KCBK (%) = Kecernaan bahan Kering
Rumus: KCBK (%)= I – Feses  x 100%                                          
Kelompok I
         KCBK (%) = 46,75 gram  - 9,51 gram x 100%
                                               46,75 gram
                          =79,66%
Kelompok II
        KCBK (%) =45,25 gram - 4,57 gram x 100%
                                          45,25 gram
Kelompok III
       KCBk (%) =45,45 gram_- 10,14 gram  x 100%
                                               45,45 gram
                        =77,69%
Kelompok IV
      KCBK (%) =46,3 gram – 6,97 gram  x 100%
                                     46,3 gram
                       =84,95%
Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).

Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).

Konsentrat adalah makanan dengan kadar protein tinggi 32% untuk ayam dan 38% untuk bebek atau  itik. Dalam hal ini peternak tinggal menambahkan jagung dan katul,. Kenapa di buat dengan kadar protein tinggi? Ini di maksudkan untuk merahasiakan komposisi formula bahan pakan yang di ramu. Tapi jangan kuatir, nanti kita bedah, kita buka bersama formula yang di rahasiakan oleh pabrikan tersebut.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi
Jagung merupakan tanaman semusiman (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.




Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
  1. Kalori : 355 Kalori
  2. Protein : 9,2 gr
  3. Lemak : 3,9 gr
  4. Karbohidrat : 73,7 gr
  5. Kalsium : 10 mg
  6. Fosfor : 256 mg
  7. Ferrum : 2,4 mg
  8. Vitamin A : 510 SI
  9. Vitamin B1 : 0,38 mg
  10. Air : 12 gr
Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena  kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.
Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :
- Jagung                                   : 55%               – minyak                       : 2%
- Dedak                                    : 9%                 – fosfat                         : 1%
- Protein nabati                        : 25%               – bahan lain                   : 4%
- Protein hewani                       : 4%
Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dar Asia Timur sepert kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati  dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai menagandung zat penghambat protease yang bila bergabung dengan trypsin akan membentuk senyawa kompleks yang tidak aktif. Penghambat ini mengakibatkan hipertropy pada pancreas. Mode aksi dari penghambatan ini adalah dihambatnya sekresi enzyme pancreas. Perlakuan pemanasan pada tempratur yang tepat (2500F selama 2,5-3,5 menit) dapat menghancurkan bahan ini. Anti vitamin B-12 merupakan cara yang baik untuk menanggulangi masalah ini. Goitrogens merupakan bahan yang menghambat penyerapan yodium.
Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :
  1. soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari  kulit bijinya.
  2. soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia ( babi muda dan unggas ) perlu adanay pemansan 1150C selama 10 menit sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.
Komposisi kandungan kimia dari kedelai adalah sebagai berikut :
-         kadar air                 : 12%               – calsium           : 0,4%
-         protein kasar          : 46%               – fospor            : 0,8%
-         serat kasar              : 6,5 %             – aflatonin         : 50 (ppg)
-         abu                         : 7%                 – lemak kasar   : 3,7%
Harga dari bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg. persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra penghasil bungkil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah harganya yang mahal, kualitas kedelai lokal yang masih juah dari kualitas kedelai import. Beberapa solusi dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai ini antara lain adalah peningkatan kualitas dari kedelai lokal serta peningkatan pajak import dari kedelai.


Dedak padi berasal dari sisa penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :
-         Air                         : 10%              – serat kasar                : 10%
-         protein kasar          : 7,5%              – lemak                         : 2,25%
-         abu                         : 7,5%
Harga dedak padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar. Sentral penghasil dedak padi terbesar di Indonesia adalah daerah Karawang, Jawa Barat.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim kompleks ( phitase, carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.

BAB III
KESIMPULAN
Berbagai jenis bahan pakan yang kita kenal terbagi menjadi bebrapa kelompok berdasarkan jumlah nutrisi yang dikandung bahan tersebut. Ada yang tergolong sebagai bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber vitamin dan mineral. Bahan pakan tersebut memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji organoleptik terlihat perbedaan dari berbagai jenis pakan ini mulai dari warna, tekstur, bau dan rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar