Kamis, 20 Juni 2013

Penilain Sapi Potong



TUGAS MATA KULIAH  ILMU TILIK TERNAK








                                          LEMBAR TUGAS KARYAWA WISATA
                            Kunjungan Ke Pasar Hewan Ternak (sapi, domba, dan kambing)
                                                                 Di BAYUWANGI GLAMOR

                                                                                                  
                                                                                                               Tanggal, 11 januari 2013                                                                                                                    
              Erfan Kustiawan, S.Pt.MP                                                           Mulyono (C31120689)
                 Dosen pembimbing                                                                         Mahasiswa

                         Program Studi :  Produksi Ternak              

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
                                      TAHUN AJARAN 2012 – 2013                                                  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai gizi serta nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong sangat menjanjikan karena dengan melihat meningkatnnya permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein hewani khususnya daging.
Pertumbuhan ternak potong meliputi pertumbuhan pre natal dan post natal. Pertumbuhan pre natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung di dalam kandungan induk dan pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung mulai ternak dilahirkan sampai mati.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain memilih bibit/bakalan yang baik, sistem pemeliharaan, pemberian pakan yang baik, dan pengawasan terhadap kesehatan ternak. Hal inilah yang melatar belakangi diadakannya praktek lapang produksi ternak potong mengenai Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Potong.

1.2 RumusanMasalah
 1. bagaimana kegiatan yang dilakukan juru taksir atau blantik dalam menilai ternak dan menentukan  di dalam pasar hewan ?
2. apakah cara yang harus di lakukan untuk menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak?

1.3 Tujuan
1. Memahami aspek-aspek yang di gunakan dalam menilai ternak di pasar hewan atau kontes ternak.
2. Memahami dalam menentukan harga jual ternak di pasar hewan.
3. Memahami dalam menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak.                               



BAB II
LANDASAN TEORI
                         
                Aplikasi dari penguasaan judging atau penilaian terhadap ternak sapi, domba, dan kambing di lapang digunakan sebagai dasar penentuan harga jual di pasar dan juara pada suatu kontes atau pameran ternak.Titik temu harga jual ternak antara peternak (produsen) dengan pembeli (“jagal”) di temtikan oleh juru taksir atau blantik di pasar hewan. Blantik di pasar menetukan harga ternak berdasarkan pengamatan secara visual dan perabaan pada bagian tubuh ternak sehingga dapat memperkirakan hasil karkasnya. Perkiraan hasil karkas ini dapat ditaksir hasil dagingnya. Penentuan harga jual dari blantik ke jagal atau pemotong didasarkan atas perkiraan hasil karkas atau dagingnya dikalikan harga daging saat ini. Di antara juru taksir tingkatan ketetapan memperkirakan hasil karkas tidak selalu sama, tergantung dari pengalamannya. Namun pada umumnya hasil taksiran berupa berat karkas dari berat hidupnya mereka selalu di atas berat real karkas di rumah potong hewan.
              Pada saat kegiatan kontes dan pameran ternak pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan ternak yang terbaik melalui tahapan penilaian. Ternak yang mendapatkan nilai tertinggih berhak menyandang predikat terbaik sesuai dengan klas, tipe dan jenis ternak dalam bentuk sertifikat. Dalam kegiatan penilaian dilakukan menggunakan standar nilai yang baku  dan di lakukan oleh suatu tim peneliti. Semua ternak yang ikut serta dalam kontes di pameran secara bersamaan pada suatu areal.  












                                                               
                                                                    BAB III
PEMBAHASAN

2.1  Hasil Kunjungan kepasar hewan
1.Hasil wawancara dan pengamatan dengan juru taksir di pasar hewan :
Ø  Juru taksir / blantik 1 :
a.       Nama : p.sunoto
b.      Umur : 53 tahun
c.       Pengalaman kerja : 15 tahun
d.      Kapasitas : 5 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Limusin
f.       Transaksi hari ini : 4 ekor
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 2 :
a.       Nama : Sutrisno
b.      Umur : 59 tahun
c.       Pengalaman kerja : 10 tahun
d.      Kapasitas : 3 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Simmental
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, kulit dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 3 :
a.       Nama : Suratman
b.      Umur : 54 tahun
c.       Pengalaman kerja : 12 tahun
d.      Kapasitas :5 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Ongole
f.       Transaksi hari ini : 2 ekor
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, kulit dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 4 :
a.       Nama : Rasidi
b.      Umur : 40 tahun
c.       Pengalaman : 7 tahun
d.      Kapasitas : 5 ekor
e.       Jenis ternak : Domba DEG
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, Kepala dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 5 :
a.       Nama : Sutrisno
b.      Umur : 56 tahun
c.       Pengalaman : 10  tahun
d.      Kapasitas : 7 ekor
e.       Jenis ternak : Kambing PE
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, Kepala dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan







2. Hasil kegiatan bersama dengan juru taksur atau blantik
Jenis ternak
Bangsa ternak
Perkiraan Berat Hidup
Perkiraan Berat karkas
Perkiraan Berat Daging
Harga beli kepeternak / penjual
Harga jual kejagal / pembeli
Sapi     
Peranakan Limusin
500 kg
400 kg
180 kg
16,5 juta
17 juta
Sapi
Peranakan Simmental
380 kg
280 kg
170 kg
16 juta
16,5 juta
Sapi
PeranakanOngole
400 kg
300 kg
125 kg
9,5 juta
10 juta
Domba
 DEG
65 kg
20 kg
13 kg
1,2 juta
1,8 juta
Kambing
PeranakanEttawa
60 kg
50 kg
35 kg
1,7 juta
2,5 juta

2.2 Pembahasan
Pada keterangan masing - masing juru taksir atau blantik di pasar hewan banyak terjadi kontrasepsi dalam masalah menentukan berat badan. Mereka menggunakan kondisi badan dan kegemukan seekor ternak untuk menentukannya. Sedangkan dalam teori pembelajaran mata kuliah ilmu tilik ternak unsur penilaian,
·         Tubuh
a. Sesuai dengan bangsa dan tipe produksinya.
b. Menunjukkan kemampuan poduksi.

·         Bagaian tubuh ternak potong
a.Kepala          : panjang, lebar, dan  banyak  daging
b.Mata             : besar dan bersinar
c.Leher            : pendek, tebal dengan lipatan kulit halus.
d.Punggung     :lurus dan lebar mulai dari gumba, punggung kepinggang    harus mendatar.
e. Pinggang     : panjang dan lebar
f.Kaki              :kuat, letak kedua  kaki  belakang kokoh dan luas.
g.Dada            :lebar, tulang rusuk panjang dan luas.
h.Perut             : besar
Pendugaan berat badan sapi sangat penting untuk mengetahui harga penjualan sapi, sebab berat badan sapi berpengaruh menentukan terhadap jumlah karkas (daging hasil pemotongan). Oleh karena itu di perlukan keahlian khusus dalam pendugaan berat badan sapi yang akan di beli/di potong. Ada beberapa rumus yang d kemukakan oleh beberapa ahli dalam menduga berat badan sapi. Dalam menduga berat badan sapi para ahli sering menggunakan acuan pada panjang badan dan lebar dada serta konstanta tertentu.

Dalam menentukan berat badan kita perlu mengukur panjang badan dan lebar dada, kemudian kita tentukan dengaan memasukkannya kedalam rumus yang telah di pelajari misal rumus milik Ezei Catri ( BB= (3,59 X LD)- 287,38).
 Dalam menentukan berat karkas hal yang perlu di lihat adalah asal-usul bangsa.  Masing-masing bangsa memiliki presentase karkas berbeda.

1.      Hasil penilaian sapi
No
BangsaSapi
Skor Urat Daging (A-E)
Skor Kegemukan
(1-5)
Kriteria Kegemukan
1
Peranakan Limusin A
B
4
Gemuk
2
Peranakan Limusin B
D
3
Sedang
3
Peranakan Limusin C
C
4
Gemuk
4
Peranakan Limusin D
C
3
Sedang
5
Peranakan Limusin E
B
5
Sangat Gemuk






Ø  . Prosedur penilaian
Prosedur penilaian yang di gunakan dalam penilaian sapi adalah sebagai berikut
a.       Skor urat daging  : dalam penilaiannya kita menentukan skor urat daging dengan mengklasifikasi menjadi 5 macam yaitu :
1.      Nilai A : Perdagingan Sangat Berat
2.      Nilai B : Perdagingan Berat
3.      Nilai C : Perdagingan Sedang
4.      Nilai D : Perdagingan Cukup
5.      Nilai E : Perdagingan Ringan
b.      Skor Kegemukan  : dalam penilaiannya katagori kegemukan di bedakan sebagai berikut:
1.      Nilai 1 : sangat kurus
2.      Nilai 2 : kurus
3.      Nilai 3 : sedang
4.      Nilai 4 : gemuk
5.      Nilai 5 : sangat gemuk

Ø  . Prosedur penetapan juara
Setelah melakukan penilaian telah di dapatkan pemenang memulai  sebagai berikut :
1.      PeranakanLimusin  E (juara)
2.      PeranakanLimusin A
3.      PeranakanLimusin D
4.      PeranakanLimusin C
5.      PeranakanLimusin B

Sehingga dalam penilaian 5 ekor sapi ,sapi limusin E merupakan sapi yang memperoleh penilaian dengan skor tertinggi dan merupakan juaranya.





BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penilaian tiap-tiap blantik atau juru taksir pada kunjungan lapang di pasar hewan terhadap pengamatan sapi jenis limousine, simental, ongole, domba DEG, dan kambing PE dapat disimpulkan prosedur  penilaian terhadap 5 sample hewan ternak di atas hamper sama, yakni;
a.       Bagian tubuh yang sesuai standar penilaian yakni pemilihan dari bagian paha, kulit, dan punggung.
b.      Prosedur penilaian dilakukan dengan melihat kondisi kegemukan.

Akan tetapi penilain yang dilakukan oleh para blantik timbul sedikit perbedaan dari teori yang kami dapatkan dalam mata kuliah ilmu tilik ternak, yakni menyebutkan bahwasannya penilaian terhadap hewan ternak tidak hanya dari kondisi badan dan kegemukan, melainkan perlu di perhatikan dari bagian tubuh meliputi kepala, mata, leher, pinggang, dada, dan perut.




TUGAS MATA KULIAH  ILMU TILIK TERNAK










                                          LEMBAR TUGAS KARYAWA WISATA
                            Kunjungan Ke Pasar Hewan Ternak (sapi, domba, dan kambing)
                                                                 Di BAYUWANGI GLAMOR

                                                                                                  
                                                                                                               Tanggal, 11 januari 2013                                                                                                                    
              Erfan Kustiawan, S.Pt.MP                                                           Mulyono (C31120689)
                 Dosen pembimbing                                                                         Mahasiswa

                         Program Studi :  Produksi Ternak              

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
                                      TAHUN AJARAN 2012 – 2013                                                  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai gizi serta nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong sangat menjanjikan karena dengan melihat meningkatnnya permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein hewani khususnya daging.
Pertumbuhan ternak potong meliputi pertumbuhan pre natal dan post natal. Pertumbuhan pre natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung di dalam kandungan induk dan pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung mulai ternak dilahirkan sampai mati.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain memilih bibit/bakalan yang baik, sistem pemeliharaan, pemberian pakan yang baik, dan pengawasan terhadap kesehatan ternak. Hal inilah yang melatar belakangi diadakannya praktek lapang produksi ternak potong mengenai Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Potong.

1.2 RumusanMasalah
 1. bagaimana kegiatan yang dilakukan juru taksir atau blantik dalam menilai ternak dan menentukan  di dalam pasar hewan ?
2. apakah cara yang harus di lakukan untuk menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak?

1.3 Tujuan
1. Memahami aspek-aspek yang di gunakan dalam menilai ternak di pasar hewan atau kontes ternak.
2. Memahami dalam menentukan harga jual ternak di pasar hewan.
3. Memahami dalam menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak.                               



BAB II
LANDASAN TEORI
                         
                Aplikasi dari penguasaan judging atau penilaian terhadap ternak sapi, domba, dan kambing di lapang digunakan sebagai dasar penentuan harga jual di pasar dan juara pada suatu kontes atau pameran ternak.Titik temu harga jual ternak antara peternak (produsen) dengan pembeli (“jagal”) di temtikan oleh juru taksir atau blantik di pasar hewan. Blantik di pasar menetukan harga ternak berdasarkan pengamatan secara visual dan perabaan pada bagian tubuh ternak sehingga dapat memperkirakan hasil karkasnya. Perkiraan hasil karkas ini dapat ditaksir hasil dagingnya. Penentuan harga jual dari blantik ke jagal atau pemotong didasarkan atas perkiraan hasil karkas atau dagingnya dikalikan harga daging saat ini. Di antara juru taksir tingkatan ketetapan memperkirakan hasil karkas tidak selalu sama, tergantung dari pengalamannya. Namun pada umumnya hasil taksiran berupa berat karkas dari berat hidupnya mereka selalu di atas berat real karkas di rumah potong hewan.
              Pada saat kegiatan kontes dan pameran ternak pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan ternak yang terbaik melalui tahapan penilaian. Ternak yang mendapatkan nilai tertinggih berhak menyandang predikat terbaik sesuai dengan klas, tipe dan jenis ternak dalam bentuk sertifikat. Dalam kegiatan penilaian dilakukan menggunakan standar nilai yang baku  dan di lakukan oleh suatu tim peneliti. Semua ternak yang ikut serta dalam kontes di pameran secara bersamaan pada suatu areal.  












                                                               
                                                                    BAB III
PEMBAHASAN

2.1  Hasil Kunjungan kepasar hewan
1.Hasil wawancara dan pengamatan dengan juru taksir di pasar hewan :
Ø  Juru taksir / blantik 1 :
a.       Nama : p.sunoto
b.      Umur : 53 tahun
c.       Pengalaman kerja : 15 tahun
d.      Kapasitas : 5 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Limusin
f.       Transaksi hari ini : 4 ekor
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 2 :
a.       Nama : Sutrisno
b.      Umur : 59 tahun
c.       Pengalaman kerja : 10 tahun
d.      Kapasitas : 3 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Simmental
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, kulit dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 3 :
a.       Nama : Suratman
b.      Umur : 54 tahun
c.       Pengalaman kerja : 12 tahun
d.      Kapasitas :5 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi Peranakan Ongole
f.       Transaksi hari ini : 2 ekor
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, kulit dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 4 :
a.       Nama : Rasidi
b.      Umur : 40 tahun
c.       Pengalaman : 7 tahun
d.      Kapasitas : 5 ekor
e.       Jenis ternak : Domba DEG
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, Kepala dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan
Ø  Juru taksir / blantik 5 :
a.       Nama : Sutrisno
b.      Umur : 56 tahun
c.       Pengalaman : 10  tahun
d.      Kapasitas : 7 ekor
e.       Jenis ternak : Kambing PE
f.       Transaksi hari ini : belum ada
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha, Kepala dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak : dengan melihat kondisi kegemukan







2. Hasil kegiatan bersama dengan juru taksur atau blantik
Jenis ternak
Bangsa ternak
Perkiraan Berat Hidup
Perkiraan Berat karkas
Perkiraan Berat Daging
Harga beli kepeternak / penjual
Harga jual kejagal / pembeli
Sapi     
Peranakan Limusin
500 kg
400 kg
180 kg
16,5 juta
17 juta
Sapi
Peranakan Simmental
380 kg
280 kg
170 kg
16 juta
16,5 juta
Sapi
PeranakanOngole
400 kg
300 kg
125 kg
9,5 juta
10 juta
Domba
 DEG
65 kg
20 kg
13 kg
1,2 juta
1,8 juta
Kambing
PeranakanEttawa
60 kg
50 kg
35 kg
1,7 juta
2,5 juta

2.2 Pembahasan
Pada keterangan masing - masing juru taksir atau blantik di pasar hewan banyak terjadi kontrasepsi dalam masalah menentukan berat badan. Mereka menggunakan kondisi badan dan kegemukan seekor ternak untuk menentukannya. Sedangkan dalam teori pembelajaran mata kuliah ilmu tilik ternak unsur penilaian,
·         Tubuh
a. Sesuai dengan bangsa dan tipe produksinya.
b. Menunjukkan kemampuan poduksi.

·         Bagaian tubuh ternak potong
a.Kepala          : panjang, lebar, dan  banyak  daging
b.Mata             : besar dan bersinar
c.Leher            : pendek, tebal dengan lipatan kulit halus.
d.Punggung     :lurus dan lebar mulai dari gumba, punggung kepinggang    harus mendatar.
e. Pinggang     : panjang dan lebar
f.Kaki              :kuat, letak kedua  kaki  belakang kokoh dan luas.
g.Dada            :lebar, tulang rusuk panjang dan luas.
h.Perut             : besar
Pendugaan berat badan sapi sangat penting untuk mengetahui harga penjualan sapi, sebab berat badan sapi berpengaruh menentukan terhadap jumlah karkas (daging hasil pemotongan). Oleh karena itu di perlukan keahlian khusus dalam pendugaan berat badan sapi yang akan di beli/di potong. Ada beberapa rumus yang d kemukakan oleh beberapa ahli dalam menduga berat badan sapi. Dalam menduga berat badan sapi para ahli sering menggunakan acuan pada panjang badan dan lebar dada serta konstanta tertentu.

Dalam menentukan berat badan kita perlu mengukur panjang badan dan lebar dada, kemudian kita tentukan dengaan memasukkannya kedalam rumus yang telah di pelajari misal rumus milik Ezei Catri ( BB= (3,59 X LD)- 287,38).
 Dalam menentukan berat karkas hal yang perlu di lihat adalah asal-usul bangsa.  Masing-masing bangsa memiliki presentase karkas berbeda.

1.      Hasil penilaian sapi
No
BangsaSapi
Skor Urat Daging (A-E)
Skor Kegemukan
(1-5)
Kriteria Kegemukan
1
Peranakan Limusin A
B
4
Gemuk
2
Peranakan Limusin B
D
3
Sedang
3
Peranakan Limusin C
C
4
Gemuk
4
Peranakan Limusin D
C
3
Sedang
5
Peranakan Limusin E
B
5
Sangat Gemuk






Ø  . Prosedur penilaian
Prosedur penilaian yang di gunakan dalam penilaian sapi adalah sebagai berikut
a.       Skor urat daging  : dalam penilaiannya kita menentukan skor urat daging dengan mengklasifikasi menjadi 5 macam yaitu :
1.      Nilai A : Perdagingan Sangat Berat
2.      Nilai B : Perdagingan Berat
3.      Nilai C : Perdagingan Sedang
4.      Nilai D : Perdagingan Cukup
5.      Nilai E : Perdagingan Ringan
b.      Skor Kegemukan  : dalam penilaiannya katagori kegemukan di bedakan sebagai berikut:
1.      Nilai 1 : sangat kurus
2.      Nilai 2 : kurus
3.      Nilai 3 : sedang
4.      Nilai 4 : gemuk
5.      Nilai 5 : sangat gemuk

Ø  . Prosedur penetapan juara
Setelah melakukan penilaian telah di dapatkan pemenang memulai  sebagai berikut :
1.      PeranakanLimusin  E (juara)
2.      PeranakanLimusin A
3.      PeranakanLimusin D
4.      PeranakanLimusin C
5.      PeranakanLimusin B

Sehingga dalam penilaian 5 ekor sapi ,sapi limusin E merupakan sapi yang memperoleh penilaian dengan skor tertinggi dan merupakan juaranya.





BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penilaian tiap-tiap blantik atau juru taksir pada kunjungan lapang di pasar hewan terhadap pengamatan sapi jenis limousine, simental, ongole, domba DEG, dan kambing PE dapat disimpulkan prosedur  penilaian terhadap 5 sample hewan ternak di atas hamper sama, yakni;
a.       Bagian tubuh yang sesuai standar penilaian yakni pemilihan dari bagian paha, kulit, dan punggung.
b.      Prosedur penilaian dilakukan dengan melihat kondisi kegemukan.

Akan tetapi penilain yang dilakukan oleh para blantik timbul sedikit perbedaan dari teori yang kami dapatkan dalam mata kuliah ilmu tilik ternak, yakni menyebutkan bahwasannya penilaian terhadap hewan ternak tidak hanya dari kondisi badan dan kegemukan, melainkan perlu di perhatikan dari bagian tubuh meliputi kepala, mata, leher, pinggang, dada, dan perut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar